Besti, maaf yaa lama gak update. Authornya bingung, mau selesaian dulu naskah satunya yang #Istri Reinkarnasi Sang Daddy.
Pas Author mau fokus dulu yang Noveltoon #Gundik Sang Mafia, #Ranjang Pria Tua.
Kalau di sini maaf gak di terusin, kalau kalian mau baca silahkan, di Noveltoon atau Mangatoon bisa lewat Web, gak di pungut koin.
###########################
Sebuah rasa kecewa di hati Alfred tak bisa ia pungkiri, seharusnya ia senang, tapi ada sesuatu
Alfred memandang aneh, ia merasakan Kimberly berubah, bukan Kimberly yang ia kenal."Ly, apa aku berbuat salah?"
Kimberly menggeleng dengan cepat, seperti biasa, ia akan menampilkan senyuman indahnya. Dia menatap lama kedua netra Alfred, mata itulah yang memandang wanita selain dirinya.
Pandangan keduanya saling beradu, nafas kedua semakin mendekat, Kimberly langsung memalingkan wajahnya, biasanya ia akan langsung mencium bibir Alfred, meskipun Alfred tidak memulainya lebih dulu, tapi laki-laki itu pernah membalas ciumannya.
"Ly ... "
Alfred merasa sesuatu yang sakit di dadanya, Kimberly memalingkan wajahnya, seakan membencinya dan tidak ingin melihatnya.
"Ly ... "
"Aku ngantuk, aku mau tidur."
Kimberly langsung keluar, dia mengunci pintu kamarnya. Dia menepuk pelan dadanya yang terasa menyakitkan. "Jangan ... Jangan seperti ini. Kau harus kuat, kau harus tegar, saat dia datang, kau tidak akan menangis. Kau akan membuktikan, dirimu tidak butuh Alfred. Iya, jangan menangis,"
Kimberly memejamkan matanya, sekalipun ia terus mengucapkan kata kuat, tapi semuanya berbanding balik, ia belum kuat. Ia belum menerima semuanya.
Hiks
"Kau menangis lagi, kau bodoh Kimberly, kau menangisi seseorang yang tak pernah mencintai mu. Kau bodoh, kau bodoh.
Sepanjang malam Kimberly tidak bisa tidur, kadang tubuhnya memiring ke kanan, ke kiri begitulah seterusnya.
Karena tidak tahan, dia pun bangkit dari ranjangnya, berlalu ke arah balkon.
Di sana ia menikmati semilir angin berhembus kencang, menerpa tubuhnya. Ia bersendekap sambil memandang kosong.
Seandainya ada cuci otak, sudah pasti ia akan mencuci otaknya.
"Kimberly, suatu saat nanti kalau aku dewasa aku akan menikahi mu dan menjadikan mu cinta satu-satunya," ucap Alfred kecil. Wajahnya sangat putih, senyum indah merekah di bibirnya.
"Benarkah?" Tanya Kimberly kecil. Dia menangis karena lututnya terluka dan Alfred mengobatinya.
"Benar, aku akan menjadikan mu satu-satunya di hati ku."
"Kemana janji mu, Kak? Kemana janji yang terucap itu?"
Kimberly menoleh ke arah balkon yang tak jauh dari sana. Ruangan itu telah redup, ia tersenyum miris. Sekalipun tidak ada dirinya, Alfred pasti akan tidur dengan pulas. Apa pentingnya dirinya? Apa pentingnya hidupnya?
"Kimberly .... "
"Kimberly .... "
"Kimberly .... "
Bayangan masa kecilnya dengan Alfred, berselewaran di pikirannya. Dulu Alfred, begitu memujinya dan mencintainya.
"Aku merindukan sosok hangat mu, kak."
Sedangkan Alfred.
Dia membuka kembali kedua matanya, rasa gelisah di hatinya terus menghantuinya. Ia menoleh, biasanya Kimberly akan menghadap ke arahnya. Anehnya, ia merasa kesepian tanpa Kimberly. Biasanya wanita itu akan memeluknya dan tidak membiarkannya bergerak."Apa dia sudah tidur?"
Alfred menyibak selimutnya, ia turun dan menutup pintu kamarnya dengan pelan. Sejenak ia menoleh ke arah pintu yang kini ada Kimberly di sana. Ia pun turun, mengambil air di dalam kulkas, lalu meneguknya.
Ia duduk, merenungi sikap Kimberly yang terasa asing padanya, tatapannya seakan berubah dan tidak lagi memandangnya.
"Apa salah ku?"
"Kimberly tidak mungkin mengetahuinya."
"Oh iya, besok dia akan memasak untuk ku."
Alfred yang di sapa dengan Alfrik, laki-laki yang tengah memainkan sandiwara menjadi sang kakak itu tersenyum. Namun, senyuman itu langsung sirna, di kala ia mengingat seandainya kakaknya terbangun dan ia berhenti menjadi sang kakak.
Rasanya, ia tidak bisa merelakannya.
"Apa yang aku pikirkan?" Alfred menggeleng dengan cepat. Tugasnya hanya menjaga Kimberly dan membuatnya bahagia atas nama kakaknya.
"Seandainya kecelakaan itu tidak terjadi, kakak pasti sudah menikah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Istri Pajangan
FantasíaKimberly Madline, baru merasakan betapa hangatnya pernikahan. Setelah pernikahannya berjalan satu tahun. Kimberly di hadapkan sebuah kenyataan pahit, bagaikan di sambar petir siang bolong, hatinya merasakan di cabik-cabik saat suaminya mengatakan ak...