"Kau tidak berbohong kan?" Tanya Mommy Gadista. Dia begitu bahagia mendengarkan Alfred, putra kesayangannya itu sadar.
"Tidak Mom, Dokter sedang memeriksanya." Wajah Daddy Gabriel terlihat sangat senang. Bahkan hatinya tak ada henti-hentinya bersyukur.
Dia menghapus air matanya yang mulai mengalir itu.
"Besok Mommy pulang Dad,"
"Jangan, kasihan Kimberly." Cegah Daddy Gabriel. "Biar Daddy saja yang menjelaskannya kalau kamu sedang ada urusan."
"Baiklah."
Mommy Gadista pun mematikan ponselnya. Dia menangis dengan rasa haru, Tuhan masih memberikannya kesempatan untuk membahagiakan putranya itu.
***
Di lantai atas, Alfrik terus saja mengikuti langkah Kimberly, tidak ada hentinya dia memanggil istrinya itu."Ly, tidak bisakah kamu sebentar saja?" Tanya Alfrik.
Kimberly menoleh, apa pedulinya pria di depannya itu. Seandainya dulu pria di depannya jujur, mungkin dia tidak akan mengalami kematian, mungkin dia akan datang pada Alfred asli.
"Aku ingin menenangkan diri."
"Kenapa?" Alfrik memelas. "Hem.."
"Aku tidak tau apa yang terjadi, tapi aku merasa, aku dan kamu berbeda, tapi aku tidak bisa mengetahui perbedaan itu."
Alfrik langsung memeluk Kimberly, hatinya terlalu takut kalau seandainya Kimberly tau siapa dirinya. "Tidak ada perbedaan di antara kita Ly, kita suami istri, tidak akan pernah yang namanya perbedaan."
Kimberly mendorong tubuh Alfred atau lebih tepatnya Alfrik. Pria ini yang membuatnya jatuh cinta pada pria yang salah, di kehidupan lalunya, dia terlalu bodoh di bohongi terus menerus sampai kecelakaan itu terjadi padanya.
"Ly?" Alfrik merasa Kimberly tidak menyukainya. "Apa aku menyakiti mu?"
Sangat dalam, kau sangat menyakiti ku dari dulu.
"Memangnya apa yang kau sakiti pada ku Al? Apa kau membohongi ku sehingga kau merasa menyakiti ku?" Tanya Kimberly dengan tatapan benci.
Alfrik tak cepat menjawab, ia langsung meraih kedua tangan Kimberly. "Tidak Ly, aku tidak pernah berbohong, sungguh."
Sungguh kata mu? Aku muak melihat sandiwara mu ini.
"Aku senang kau tidak membohongi ku, tapi seandainya nanti kalau kau membohongi ku, aku tidak akan pernah memaafkan mu, aku bisa membenci mu."
Deg
Dunia Alfrik seakan runtuh, ia tak sanggup jika harus di benci oleh Kimberly. Hatinya menginginkan Kimberly, ia tidak mau berpisah, ia ingin bersamanya.
"Ly jangan berbicara seperti ini?" Mohon Alfrik. Dia hanya bisa memohon tanpa mengatakan apa pun. Dia terlalu pengecut untuk mengakuinya, kalau dulu ia takut pada kedua orang tuanya, tapi sekarang dia takut menghancurkan hati wanita di depannya.
"Kenapa? Sudahlah aku mau tidur. Aku tidak ingin membahasnya."
Kimberly menarik tangannya, ia menaiki king sizenya, lalu menarik selimutnya sampai ke atas dadanya.
Alfrik menunduk lekat, ia tidak harus berjalan ke arah mana? Hatinya menginginkan Kimberly, namun pikirannya mengatakan sebaliknya. Seharusnya dia senang Kimberly meninggalkannya, tapi hatinya terasa nyilu.
Alfrik berjalan ke arah ranjang, sejenak dia melihat Kimberly yang memunggunginya. Dia pun menaiki ranjangnya dan tidur memunggungi Kimberly.
Aku terjebak dalam permainkan ku, aku terjebak dalam rasa yang seharusnya tidak hadir.
***
"Alfred," sapa Daddy Gabriel. Dia mengelus kepala Alfred.
Pria itu hanya diam dan melalui ekor matanya, Daddy Gabriel tau siapa yang di carinya.
"Mommy mu masih ada urusan, tapi Daddy sudah menghubunginya."
Alfred mengkedipkan kedua matanya sebagai isyarat mengatakan iya. Kedua matanya pun kembali menyapu ruangan.
"Kau mencari Kimberly?"
Alfred tersenyum dan kedua matanya berkedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Istri Pajangan
FantasíaKimberly Madline, baru merasakan betapa hangatnya pernikahan. Setelah pernikahannya berjalan satu tahun. Kimberly di hadapkan sebuah kenyataan pahit, bagaikan di sambar petir siang bolong, hatinya merasakan di cabik-cabik saat suaminya mengatakan ak...