Emmm
Alfred melenguh, pria yang sebenarnya adalah adik Alfred itu perlahan membuka kedua matanya terasa berat, bahkan sangat sulit untuk di buka.
"Bangun Alfred!" Sentaknya lagi, wanita di depannya tengah bersendekap dan memicingkan sebelah matanya.
"Em, Mom," sapa Alfred. Kini dia bisa melihat siapa di depannya, ia kira istrinya ternyata ia salah kira. Dengan kepala yang sangat pusing, dia pun menegakkan tubuhnya, kedua kakinya ia turunkan ke lantai. "Ada apa Ma?"
"Kau masih bisa bertanya? Kenapa tidur di sini? Jadi selama ini kau tidur berpisah dengan Kim?" Tanya Mommy Gadista, kalau seperti ini, jelas saja Kimberly akan sedih. Karena Alfrik kurang perhatian padanya.
"Cepat tidur di atas jangan sampai Kimberly tahu dan tidak menemukan mu di sana,"
"Iya Ma," ucapnya mengalah.
"Tunggu, jangan mengulanginya lagi. Aku tidak mau Kimberly sedih dan yang lebih menjengkelkan lagi, nama yang kamu pakai adalah nama kakak mu, ingat Alfrik." Tegas Mommy Gadista.
"Kau di sini hanya menggantikan kakak mu sementara, bersikaplah baik." Imbuhnya lagi.
"Iya Mom," jawab Alfrik. "Tapi Mommy jangan lupa, aku juga merelakan hubungan ku dengan Jenny, bahkan wanita itu rela melihat ku menggantikan saudara ku dan berpura-pura, kami juga menderita Mom."
Pria itu pun melangkah dengan wajah yang lelah, hampir saja kakinya terpleset karena kurangnya kesadarannya. Dia merasa hatinya tercabik-cabik, sakit melepuh seolah tersiram air panas.
Sedangkan tak jauh dari sana, sepasang mata melihat semuanya. Air matanya langsung menetas begitu saja, telinganya terasa panas, begitu pun hatinya yang seakan terbelit oleh belati. Karena rasa haus yang menimpanya, dia pun ke dapur dan berniat mengambil air minum. Tapi setelah melihat sesuatu di ruang tamu, ternyata suaminya, dia pun berniat setelah selesai minum akan membangunkan suaminya.
Dia menyandarkan tubuhnya ke dinding, menekan kuat sakit hatinya. Tapi nyatanya, sakit hatinya tak bisa di tekan, seluruh tubuhnya seakan panas kedinginan. Jadi ia selama ini telah di bohongi, ia meremas rambutnya dan menggigit bibir bawahnya agar tangisnya tidak pecah.
"Jadi selama ini aku di bohongi," dia pun bangkit menuju halaman belakang, berlari menembus angin malam. Dia duduk bersimpuh di tanah.
"Apa ini fakta dari masa lalu?"
"Aku di bohongi, lalu ... Lalu di mana Alfred? Apa yang sebenarnya terjadi." Rasa bersalah itu menyeruak begitu saja, apa lagi mendengarkan Alfred mengucapkan sebuah kalimat darinya dan kekasihnya juga korban.
"Jenny? Jadi karena aku mereka berpisah, jadi aku yang bersalah."
Kimberly semakin terisak pedih, hatinya di luluh lantahkan begitu saja. Ia tak menyangka bahwa kebenarannya seperti ini, ternyata, ternyata dirinyalah yang egois, jadi kehidupan keduanya pun mengecewakan sepasang kekasih itu.
***
"Dimana Kimberly?" Tanya Alfrik. Dia menatap semua ruangan, horden tertutup rapat, lampu utama telah di matikan dan di gantikan lampu tidur di atas nakas.
"Apa dia keluar?" Hatinya pun curiga, bagaimana kalau percakapannya nanti di ketahui oleh Kimberly? Apa yang harus ia lakukan? Hatinya tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya hatinya Kimberly?
"Ly?"
Tidak ada sahutan, Alfrik terus melangkah menuju ruang tamu, ruang keluarga, dapur dan kembali ke lantai atas mengecek beberapa kamar, serta ruang kerjanya, namun tidak ada sosok Kimberly.
"Sayang,"
Hatinya semakin resah, pikirannya langsung kosong. "Oh tidak, kalau sampai dia tahu, ini semua salah Mommy," geram Alfrik. Ia sudah cukup bersabar pada kedua orang tuanya, tapi tidak untuk Kimberly. Ia tidak melihat Kimberly menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Istri Pajangan
FantasiKimberly Madline, baru merasakan betapa hangatnya pernikahan. Setelah pernikahannya berjalan satu tahun. Kimberly di hadapkan sebuah kenyataan pahit, bagaikan di sambar petir siang bolong, hatinya merasakan di cabik-cabik saat suaminya mengatakan ak...