Alfrik memejamkan kedua matanya. Pecah, hatinya pecahan kaca yang berserakah di mana-mana, sekalipun menyambungnya tidak akan utuh kembali.
"Kenapa Mom? Kenapa hanya kakak?"
Lengan Jas kanannya menjadi penghapus air mata di kedua pipinya. Ia tidak peduli Jasnya lusuh atau tidak. "Aku akan membuktikan, kalau aku bisa Mam."
Dia akan bangkit dan membuktikan kepada kedua orang tuanya, kalau ia bisa. Bisa di banggakan dan menjadi sandaran orang terdekatnya.
***
Gadista membuka pintu mobilnya, lalu menutup mobilnya. Kedua matanya menatap seluruh kediaman berlantai dua di depannya, rumah yang di khususkan untuk Kimberly."Alfred, Mommy akan bertemu dengan istri mu." Air matanya tak bisa terbendung, dia menunduk lekat, lalu mengambil sapu tangan di dalam tas mewahnya. Sekian menit, hatinya mulai tenang dan kembali melangkah.
Sedangkan di lantai atas, tepat di dekat jendela kaca seorang wanita yang tadinya berniat menenangkan diri, malah melihat mertuanya. Ia ingin berbalik, namun sejurus kemudian di menghentikan langkah kakinya yang melihat mertuanya menunduk dan ia menangkap kalau mertuanya sedang menangis.
"Kenapa Mom? Semakin kesini, semakin aku penasaran. Apa yang sebenarnya terjadi?"
"Kalau sampai ada sesuatu yang kalian sembunyikan, aku tidak tahu, apa aku bisa memaafkan kalian atau tidak,"
Tok
Tok
TokSuara ketukan pintu membuat kepala Kimberly sedikit menoleh, ia tahu seseorang akan mendatanginya.
"Nyonya, maaf mengganggu, di luar ada Nyonya Gadista," seru seorang wanita berdaster warna jambu itu.
"Aku akan datang," ucap Kimberly. Mungkin ia bisa memanfaatkan kedatangan mertuanya, rahasia apa yang membuatnya seakan tertekan.
Sesampainya di ruang tamu, Kimberly mempercepat langkahnya. Kedua bibirnya membentuk senyuman lebar. Dia pun langsung memeluk sang Mama mertua. "Sayang,"
"Mommy, aku merindukan Mommy."
Gadista mengusap surai hitam milik Kimberly, ia juga merindukan menantunya, namun ada rasa bersalah di hatinya yang tak bisa ia ungkapkan.
"Sama, Mommy juga merindukan mu," ucap Gadista sambil mengusap pipi sebelah Kimberly.
Maafkan Mommy sayang, Mommy terpaksa berbohong, Mommy hanya ingin membahagiakan Alfred batinnya.
"Kita duduk dulu Mom, banyak sekali yang ingin aku ceritakan pada Mommy."
Kimberly menuntun mama mertuanya ke arah sofa di dekatnya. Ia duduk menjajarkannya dengan sang mertua.
"Bagaimana kabar mu?" Tanya Gadista. Walaupun ia tahu kabar menantunya, tapi ia ingin menanyakannya langsung dan ingin mendengarkannya.
"Aku baik Mommy," jawab Kimberly.
"Bagaimana dengan Alfred? Apa dia memperlakukan mu dengan baik?"
Deg
Kimberly tersenyum getir. "Iya, Alfred sangat baik. Bahkan aku sangat mencintainya."
Kimberly tertawa renyah. "Bagaimana Bisa Mommy menanyakannya itu? Tentu saja Alfred pasti memperlakukan ku dengan baik, karena aku adalah cintanya, jiwanya kan?"
"Tentu, Mommy hanya takut Alfred berbuat salah pada mu."
Setakut itu kah atau memang ada alasannya lainnya? Batin Kimberly.
"Mom, apa Mommy bahagia? Kimberly merasakan banyak kesedihan di kedua mata Mommy," ucap Kimberly.
Gadista membuang wajahnya, ia berpura-pura mengambil teh di sampingnya yang telah di bawakan oleh Art tadi, seseorang yang ia suruh untuk memantau keadaan menantunya.
"Tidak ada, mana mungkin Mommy menyembunyikan sesuatu pada mu. Tentu saja tidak sayang,"
Kimberly kembali memeluk mertuanya, menghilangkan kecanggungannya. Namun dalam hatinya bertekad akan menemukan apa rahasia keluarga mertuanya.
Kimberly melanjutkan kembali obrolan hangat, dia banyak bercerita selama menjadi istri Alfred, tentu saja ia tidak akan membocorkan betapa banyaknya kekecewaannya pada Alfred karena merasa semuanya janggal. Seolah dia menemukan rahasia masa lalu yang tak pernah ia ketahui.
Tepat pada jam 10.30 malam, Alfred pulang dengan wajah lesu, kerutan di dahinya terlihat jelas. Kedua alisnya seakan menyatu. Dasi yang tadi pagi rapi, kini miring ke kanan.
Dia pun duduk dengan lesu di sofa dan menyandarkan kepalanya di sisi sofa. Karena terlalu lelah, sehingga membuat kedua matanya terasa berat untuk di buka. Dia pun menjatuhkan tubuhnya di atas sofa dan kedua kakinya terangkat ke atas tanpa melepaskan sepatunya.
"Alfred, bangun!" Seru seseorang mengguncang pelan tubuh Alfred.
#aku kembali karena merindukan cerita ini😭😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Istri Pajangan
FantasiKimberly Madline, baru merasakan betapa hangatnya pernikahan. Setelah pernikahannya berjalan satu tahun. Kimberly di hadapkan sebuah kenyataan pahit, bagaikan di sambar petir siang bolong, hatinya merasakan di cabik-cabik saat suaminya mengatakan ak...