Daddy Gabriel terdiam, entah apa yang harus ia jawab. Semuanya jadi serba salah, mana mungkin dia mengatakan kalau Alfrik lah yang menggantikannya dan mana mungkin dia bisa mengatakannya kalau semuanya hanyalah kebohongan.
"Kau istirahatlah dulu," Daddy Gabriel tersenyum, ia menghindar dari pertanyaan putranya itu. Mana mungkin dia mengatakan sejujurnya, ia tidak mau putranya itu merasa tertekan.
***
Esok harinya.
Mommy Gadista berdiri di depan pintu kamar Kimberly, dia terlihat ragu. Ia merasa kasihan pada Kimberly yang seharusnya ia menemaninya tapi malah harus pergi, ia tidak tau sampai kapan. Saat tangannya ingin mengetuk, tiba-tiba seorang pria muncul di pintu yang telah terbuka itu."Mommy?" Alfrik mengerutkan keningnya. Dia bingung dengan kedatangan sang ibu. "Apa Mommy butuh sesuatu?" Tanya Alfrik.
Gadista mengintip celah di tubuh Alfrik, apakah Kimberly sudah bangun? Karena takut pembicaraannya terdengar oleh Kimberly.
Seakan mengetahui, Alfrik tersenyum. "Kimberly belum bangun Mom,"
Gadista langsung menarik lengan Alfrik. "Ikut Mommy,"
Keduanya berhenti di pintu kaca balkon.
"Ada yang perlu Mommy bicarakan," ucapnya serius. "Mommy harus kembali, kakak mu Alfred dia sudah sadar."
"Benarkah?" Tanya Alfrik. Ia sangat bahagia mendengarkan kakaknya yang sudah sadar. Bahkan tanpa sadar air matanya menetes keluar.
"Kau senang?"
"Aku ingin bertemu dengan kakak Mom,"
"Tidak boleh, kau akan menyusahkan." Tegas Mommy Gadista. Dia tidak mau Alfrik akan menjadi beban untuk Alfred.
"Kau dengar, setelah kakak mu sembuh kau harus pergi dari sini. Dirimu hanyalah pengganti dan tidak akan pernah bisa menggantikan Alfred, di mata ku dan di mata Kimberly."
Deg
Hati Alfrik bagaikan di hantam ombak yang berbentuk panah, seakan menancap di hatinya paling dalam, membekukannya dan menghancurkannya.
Kilatan ketegasan kedua mata Mommy Gadista bagaikan rubah di tengah bulan purnama yang menemukan mangsanya.
"Mom aku ingin ..."
"Kau dari awal hanyalah menyusahkan kakak mu saja Alfrik, lemah dan selalu Alfred yang mendapatkan kesialannya."
Alfrik menahan air mata di kedua pelupuk matanya itu.
Mommy Gadista sama sekali tidak merasa bersalah, Alfrik memang seorang pria yang penakut, cengeng di masa kecilnya. Bahkan tak heran kadang dia menangis dan masalah prestasi dia memang terbilang jauh dari Alfred, sang kakak.
"Kau harus sadar, Mommy melakukan semua ini demi Alfred, Mommy tidak mau Kimberly bersedih karena Alfred koma dan kamu tau jelas, apa yang di katakan Alfred sebelum dia terbaring koma. Dia meminta mu menggantikan Alfred untuk menikahi Kimberly, tapi Mommy tidak akan pernah menyetujui. Sekalipun Alfred tiada, Kimberly tidak pantas untuk mu."
Mommy Gadista mengingat kembali perkataan yang menyakitkan itu. Seumur hidupnya dengan suaminya tidak akan pernah mengungkitnya lagi, tapi kini Alfred kembali. Perkataan Alfred bagaikan kutukan baginya.
"Sampai saat ini perkataan Alfred sangat menyakiti ku, bagaimana dia menyerahkan wanita yang di cintai pada adik seperti, dia bahkan rela menyerahkan apa pun untuk mu, tapi selama ada aku, aku tidak akan menyerahkannya, karena Kimberly adalah mentarinya Alfred."
Tanpa mereka sadari, seorang wanita menguping pembicaraan mereka. Dia mulai mengerti, ternyata Alfrik melakukan itu atas semua dorongan kedua orang tuan Alfred, mereka lebih menyayangi Alfred dari pada Alfrik, tapi karena kebohongan inilah ia mengalami sakitnya di kehidupan lalunya.
Dia pun buru-buru pergi ke arah tangga, tangannya menyentuh pembatas tangga dan pura-pura menguap.
"Kimberly," sapa Mommy Gadista melihat menantu kesayangannya hendak menuruni anak tangga.
"Mommy datang dari mana?" Tanya Kimberly, lalu matanya menangkap sosok Alfrik yang muncul di balik vas bunga.
"Oh tadi Mommy berbicara santai dengan Alfred." Mommy Gadista berbohong dan mengalihkan pembicaraannya. "O iya, Mommy harus balik lagi karena Daddy mu membutuhkan Mommy."
"Iya Mom," Kimberly pura-pura patuh, tapi sejujurnya hatinya sangat sakit. Ternyata Alfred pernah membuat wasiat untuk menikahkan dirinya dengan adiknya, agar ia hidup bahagia. Tapi tanpa mereka sadari, hidupnya sakit saat bersama Alfrik. Dia pun sadar, sepenuhnya juga bukan salah Alfrik. Di kehidupan lalu Alfrik tidak mencintainya, itu pantas. Alfrik telah memiliki wanita yang dia cintai, demi kakaknya, demi kedua orang tuanya yang tidak menganggapnya, pria itu mengorbankan perasaannya. Ia tau bagaimana sakitnya hidup bersama orang yang tidak di cintai?
Lalu siapa yang akan di salahkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Reinkarnasi Istri Pajangan
FantastikKimberly Madline, baru merasakan betapa hangatnya pernikahan. Setelah pernikahannya berjalan satu tahun. Kimberly di hadapkan sebuah kenyataan pahit, bagaikan di sambar petir siang bolong, hatinya merasakan di cabik-cabik saat suaminya mengatakan ak...