14. Temu

50 7 15
                                    

"JANCUK!"

BRAK!

"Woi! Jangan lari Lu!"

"SETAN! DIEM LU DI SITU, KEPARAT!"

"HEH, GUA TEMBAK YA KEPALA LU!"

Menyelinap masuk ke dalam gang. Aksi kejar-kejaran di perumahan padat penduduk tidak dapat terelakan. Dirinya memang cerdik, tapi kenyataannya daerah tersebut berhasil diduduki oleh sekelompok orang yang lebih cerdik.

"Sialan, dia kabur!"

"Kita kehilangan dia? Lagi?"

"Gak usah berisik! Cepat cari ke sana!" kembali mengejar buronan yang sudah 17 bulan dicari.

"DOR!"

"Kampret Lu ngagetin gua aja! Lu siapa?" menoleh ke belakang, orang yang membuatnya hampir lompat.

"Gak usah banyak tanya. Gua laper, ayo ikut gua!" merangkul pria bertubuh gempal dan membawanya ke bawah tiang lampu jalan yang menyorot sinar kuning remang-remang. Sudah ada 2 orang yang menunggu.

"Widih, berhasil juga Lu nangkep dia. Keren, keren!" bertepuk tangan sambil mengepulkan asap rokok dari mulutnya.

"Mau diapain, Mas?" menyerahkan si tubuh gempal.

"Bawa ke kantor!"

"Angkat tangan!" 3 orang berkaos hitam menodongkan pistol.

"Taro senjata kalian." titah pria jangkung sambil membuang puntung rokoknya.

"Jangan bergerak atau kalian kami tembak!" ancam pemegang pistol.

"Galak bener, Pak. Kami juga ada urusan sama ni manusia."

"Kami polisi. Jangan membantah!" mengeluarkan kalung pengenal penyidik Polri.

Mengeluarkan dogtag dari balik kemejanya. "Kami TNI."

Seketika pistol diturunkan. "Kalian mau apa?"

"Kami ada urusan sama dia. Kalian juga?"

"Iya. Dia buronan selama tujuh belas bulan. Pembunuh bayaran yang sudah beraksi sejak tiga tahun lalu." Polisi memberi keterangan.

"Waahh gila Lo! Lo pembunuh bayaran juga? Otak di mana otak?" menggetok kepala pelaku menggunakan batu cincin di jari tengahnya.

"Memang dia berurusan juga dengan TNI?" tanya Polisi.

"Iya. Dia bekerja sama dengan kelompok teroris yang sedang kami incar. Ternyata berpengalaman jadi pembunuh bayaran." jawab salah seorang TNI.

"Heh, goblok! Lu ngapain cari masalah sama TNI dan Polisi sekaligus? Lu tolol apa dongo?" menepuk pipi pelaku yang kepalanya sudah tertunduk pasrah.

"Emang kalo hukuman pelaku pembunuh bayaran itu berapa lama, Pak?" bertanya ke Polisi.

"Paling lama lima belas tahun, Pak." jawab Polisi.

"Kalau ikut jaringan teroris, hukumannya berapa lama, Dul?" bertanya ke rekan tentaranya.

"Emm ... tergantung sih. Kalau dia cuma ikutan paling tujuh tahun, tapi kalau udah ikut aksi terornya bisa seumur hidup sih." menjawab dengan sangat enteng.

"Dul, Lu mau nuntut ni orang berapa lama? Lu bisa request sesuka hati Lu." beralih pada orang yang berhasil menangkap pelaku.

"Hukum mati sih, Mas. Saya hampir mati gara-gara mereka dan banyak nyawa juga yang terancam sama mereka." mulutnya melebihi ringannya kertas hvs.

"Bentar lagi Lu mati, Bro." berbisik tepat di telinga pelaku.

"Sialan!" umpat si Gempal.

"Jadi, dia mau dibawa ke mana? Ke Polda atau ke tempat kalian?" tanya Polisi.

Darat Masih JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang