4. (Yes) Maju Satu Langkah

32 6 4
                                    

"Hari ini kita akan melaksanakan operasi militer selain perang alias OMSP. Seperti yang sudah diberitakan sebelumnya bahwa ada saudara-saudara kita yang terdampak bencana banjir di kawasan Jakarta Pusat. Tugas kita adalah membantu meringankan penderitaan para korban. Masing-masing dari kalian sudah mendapat tugas. OMSP akan dilaksanakan selama tujuh hari ke depan, maka dari itu saya tekankan untuk memperhatikan faktor keamanan, keselamatan, kesehatan, dan tentunya kemanusiaan dalam menjalankan tugas kali ini. Jelas?"

"Siap jelas!"

Puluhan prajurit TNI AD dari Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha meluncur menuju lokasi bencana. Truk-truk yang dikerahkan selain mengangkut para prajurit juga membawa beragam bahan makan mentah, peralatan SAR, perlengkapan dapur umum, dan lain sebagainya.

"Bravo!"

"Siap!" semuanya menoleh ke Fais.

Fais memberikan arahan kepada pasukannya. "Tugas kita di bagian logistik, ini amanah besar karena banyak barang penunjang hidup para korban yang menjadi tanggungjawab kita. Saya harap kalian sadar akan tanggungjawab yang diemban, jangan sampai ada hal-hal aneh yang tidak pantas dilakukan. Semua barang yang masuk dan keluar harus didata. Pratu Bayu dan Prada Anto, kalian jangan sampai lupa mendata semuanya. Kalau ada apa pun yang berhubungan dengan kuantitas dan kualitas logistik silakan lapor ke Pratu Bayu dan Prada Anto. Jelas?" 

"Siap jelas!"

Truk berhenti di lapangan yang tidak jauh dari lokasi pengungsian. Satu per satu prajurit melompat turun dari truk. Barang-barang mulai dikeluarkan.

"Banjirnya sampe tiga meter, serem juga ya." ucap Ega seraya membawa dua karung beras menuju pos logistik.

"Apalagi yang terdampak sampe dua kelurahan. Gimana gak menggunung pengungsinya?" tambah Petra yang berjalan di sampingnya.

Sedikit demi sedikit barang dipindahkan ke pos logistik sampai truk kosong. Bayu dan Anto pastinya sudah mendata semua barang yang datang beserta jumlahnya. Fais membawa galon terakhir menuju pos.

"Oke, selesai." menaruh galonnya lalu berbalik badan. "Eh? Maaf." hampir saja ia menabrak seorang perempuan di belakangnya.

"Iya, maaf juga." ucap perempuan itu.

"Emm, kayaknya kita pernah bertemu ya?" tanya Fais seraya memperhatikan wajah perempuan di hadapannya.

"Bertemu? Di mana?" tanya perempuan itu.

"Di ...." Fais berusaha mengingat tempatnya.
"Oh ya! Di CFD Sudirman. Ingat gak?" menjentikkan jari kanannya.

"CFD Sudirman? Kapan?"

"Pas itu kaki saya cedera karena ditabrak sepeda. Ingat gak?" Fais berharap perempuan di hadapannya mengingat kejadian itu.

Perempuan itu berpikir, "Nggak."

"O-oke."

"Banyak pasien yang saya tangani, jadi maaf saya lupa dengan Bapak." ucap perempuan itu.

"Bapak? Wajah saya terlihat tua kah?" tanya Fais.

"Nggak terlalu. Maaf kalau kurang nyaman." jawabnya.

"Iya gakpapa. Kenalkan nama saya Fais Sudarat, panggil saja Fais. Saya pasien yang kamu berikan minum waktu itu." Fais mengulurkan tangan kanannya.

Disambut oleh perempuan, "Aku Rayna. Maaf, tapi banyak pasien yang ku beri minum. Jadi, aku gak terlalu ingat sama kamu."

Fais tersenyum kaku. Seharusnya ia tahu kalau semua pasien pasti diperlakukan sama, tidak ada yang istimewa. "Oh ya, gakpapa. Kalau begitu saya ke luar dulu. Selamat bertugas!"

Darat Masih JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang