18. Kisahnya

48 5 60
                                    

"ABAAANGGG!!!"

Dengan pakaian tempurnya Ega berlari ke arah Fais sambil merentangkan kedua tangan. Wajahnya sangat berseri-seri padahal rambutnya sudah lepek oleh keringat.

"Ega seneng banget Abang udah pulang!" memeluk Fais yang baru saja mandi sebelum pulang dari rumah sakit.

"Ga, saya baru mandi loh." ucap Fais.

Ega melepas pelukannya, menyeringai, memperlihatkan deretan giginya yang rapi, "Tapi Abang udah sehat kan?"

"Alhamdulillah sudah lebih baik. Mana yang lain?" tidak Fais temukan anggota Bravo yang lain bersama Ega.

"Udah pada di lapangan. Ini saya cuma ambil helm, ketinggalan." jawab Ega.

PLAK!
Fais memukul helm yang sudah menempel di kepala Ega, gemas sekali dengan kelakuan anggotanya yang satu ini. "Helm itu penting! Mau ditatar ulang?"

"Siap salah! Enggak, Bang." tetap saja Ega menyeringai. Ia seperti tidak bisa menyembunyikan kegembiraan hatinya karena sang abang sudah kembali.

"Sana cepat susul yang lain!" titah Fais.

"Nanti Abang nyusul juga ya?" menggerakkan kedua alisnya, membujuk Fais.

"Gak."

"Iihh, Abang! Ya? Ya? Parah banget sih, regu sendiri lagi latihan di depan Danyon, masa gak dateng." seloroh Ega.

Fais menendang pelan kaki Ega, menyuruhnya cepat pergi. Pasti anggota yang lain sudah menunggu si sersan bungsu ini.

"Iya, iya, saya ke sana sekarang." Ega mulai melangkah menjauh dari Fais, tapi hanya tiga langkah. Membalikan badan, menghadap Fais yang sudah berkacak pinggang menatap adik asuhnya. "Abang kemarin dijenguk Kak Rayna, yaaa? Cieee dijenguk doi!" meledek sambil berjalan mundur menjauhi Fais.

"Bener-bener nih anak!" Fais mengangkat tangan kanannya.

"Hahahahaa ... dadah, Abang! Cepet-cepet pengajuan!" Ega langsung mengambil langkah seribu.

Belum sampai di baraknya, mata Fais menangkap sosok yang tadi sempat disebut Ega. Ya, ada Rayna yang sedang berdiri sambil memainkan ponselnya di jarak yang tidak terlampau jauh. Fais langsung melangkah menuju tempat Rayna. "Hai, Ray!"

"Eh, hai juga, Is. Kamu udah pulang dari rumah sakit?" sedikit terkejut karena tiba-tiba Fais berdiri di hadapannya.

"Ya kan saya sudah berdiri di depanmu sekarang, masa saya kabur sih?" tanggap Fais.

"Syukurlah kalau sudah sehat. Terus anggotamu yang satu itu, gimana?" Rayna bermaksud menanyakan kondisi Aldo.

"Dia masih di rumah sakit, belum bisa pulang, tapi keadaannya sudah mulai membaik." jawab Fais.

"Aku ikut senang mendengarnya." senyum Rayna merekah sempurna.

"Emm, sudah makan belum? Ke kantin yuk!" modus Fais.

Dibalas anggukan, "Boleh."

Sedikit tenang karena kantin masih sepi, memang belum waktunya makan siang. Namun, Fais dan Rayna justru berpapasan dengan Isa yang sedang membeli minum untuk anggota Bravo yang tengah berlatih.

"Duh, enak banget sih, pas sakit langsung dijengukin sama doi ke batalyon. Ini mah auto sembuh." seloroh Isa sambil melirik ke Fais dan Rayna yang tepat berada di sebelah kirinya.

Dua sejoli itu sontak menoleh. "Gak usah lebay!" tegur Fais.

"Siap salah. Kenapa emang, Ndan? Malu ya? Saya rasa sih gak usah malu, Ndan. Wong mbaknya juga senang kok." balas Isa.

Darat Masih JauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang