06. Who Is?

1.2K 126 33
                                    

Vote dan komennya jangan lupa yaa🤗

"Orang yang berbeda, dengan rasa yang sama."

Happy reading 🌟

Happy reading 🌟

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Oekk...oekk...

Suara tangisan bayi memenuhi telinga Andra, entah apa alasan bayi laki-laki yang awalnya tertidur pulas tiba-tiba terbangun dan menangis.

"Duh, baby boy. Kamu kenapa?" tanyanya bingung. Entah apa yang harus dia lakukan untuk menenangkan bayi laki-laki yang ada dihadapannya sekarang.

Tangannya mulai membuka satu persatu kain yang menutupi bayi laki-laki itu. Apakah pempers yang dia pakai penuh, mungkin itu alasan dia menangis.

"Kenapa An?" suara Sheila terdengar bersamaan dengan pintu terbuka.

"Gatau, dari tadi kan tidur. Terus kebangun nangis. Aku pikir pempers dia penuh, tapi ternyata enggak." jelas Andra.

"Iya sayang, bunda di sini." Sheila mendekat, kemudian dengan hati-hati Sheila mulai mengangkat bayinya yang terbaring di kasur.

Faiz Putra Lengkara, bayi laki-laki berusia 3 bulan. Anak dari Sheila.

Sheila mulai mengayun-ayunkan tangannya. Menenangkan Faiz. "Cup cup, anak bunda lapar ya." ucapnya mulai duduk di kasur.

"Andra, keluar dulu ya." pinta Sheila yang langsung diiyakan oleh Andra.

Andra memang sudah terbiasa datang kerumah Sheila untuk menemani Faiz selagi Sheila membantu abah Gani untuk mengurus warung.

Bahkan saat suami Sheila masih ada, Andra juga sering datang dengan alasan membantu abah Gani. Padahal niatan sesungguhnya adalah melihat Sheila.

"Kenapa dra?" setelah keluar dari dalam rumah, Andra langsung disambut oleh abah Gani.

"Itu, baby nya nangis." Andra menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Biasa, anak bayi. Kerjaannya ya cuman nyusu, tidur, sama nangis." ucap abah Gani tertawa.

Andra duduk di samping abah Gani di dalam warung.

"Nih rokok." sebungkus rokok dikeluarkan oleh laki-laki yang sudah menua itu.

Andra mengambil sebatang. Menyalakannya, kemudian menyesap batang rokok yang seakan menjadi candu untuknya.

"Belum nyerah dra deketin anak gua?" tanya Abah Gani.

"Hehe. Gak bisa nyerah gitu aja bah." jawab Andra.

"Anak gua bukan gadis kek dulu lagi. Udah pernah nikah, sekarang udah punya anak."

"Sudah pilihan Andra bah." Andra tersenyum.

"Ya, terserah lu itu. Gua sebagai bapaknya cuman pengen yang terbaik buat anak gua."

Lingga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang