43. OFFICIAL

497 21 3
                                    

Jangan lupa vote dulu yaa🌟

_____

Happy reading 🔥

"Aku pilih jawaban nomor empat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku pilih jawaban nomor empat."

Lingga terdiam mendengar jawaban Kaina. Keberanian dirinya yang sudah dia pupuk dari tadi menjadi sedikit menciut. Laki-laki itu takut bukan kepalang. Takut jika ajakannya pada Kaina ditolak oleh gadis cantik itu.

"Bisa kasi aku waktu buat mikirin jawabannya?" tanya Kaina.

Lingga tersenyum mengangguk pada Kaina. Memberikan persetujuan untuk pertanyaan gadis itu.

Lingga mengalihkan pandanganya, kembali menatap pada matahari. Atmosfer disekitar mereka berdua menjadi berubah. Rasa canggung, dirasakan bukan hanya oleh Lingga melainkan Kaina juga merasakan hal yang sama.

Beberapa saat hanya suara kicauan burung dan suara angin yang menemani mereka berdua. Baik Lingga maupun Kaina tidak ada yang mengeluarkan suara. Tidak betah dengan keheningan, Lingga menoleh menatap pada Kaina. Memandangi Kaina dari samping.

"Cantik," ucapnya. Wajah Kaina yang diterangi warna jingga dari matahari yang akan tenggelam itu menawan bagi Lingga. Pipinya, hidungnya dan bibir gadis itu nampak sungguh bagus Dimata Lingga.

"Hm?" Kaina menoleh. Rupanya ucapan Lingga bisa didengar oleh Kaina.

Lingga tersenyum pada gadis itu. Mengangkat tangannya untuk membenahi anak rambut Kaina yang tertiup angin dan menutupi mata gadis itu, menyelipkannya dibelakang telinga Kaina.

"Makasih Kai, udah mau ketemu aku lagi." ujarnya.

Kaina terdiam. Memandangi dengan seksama laki-laki didepannya itu. Matanya, hidungnya, bibirnya tetap seperti yang Kaina lihat beberapa tahun yang lalu. Laki-laki yang suka dia pandangi dari kejauhan. Kaina tidak pernah menyangka bahwa dia bisa sedekat ini dengan laki-laki yang dia kagumi. Laki-laki yang menjadi motivasi untuk semua perubahan dalam hidupnya.

"Waktu gak ada aku. Kamu pernah jatuh cinta?" rasa penasaran dalam diri Kaina tak kuasa di tahan lagi oleh gadis itu.

Mendengar itu Lingga terkekeh. Kemudian membenahi duduknya menjadi bersila kemudian menghadap pada Kaina.

"Pertanyaan ini gak  jadi salah satu pertimbangan buat jawaban dari pertanyaan aku kan?" tanya Lingga.

Kaina menggeleng, tidak menyangka bahwa Lingga akan berfikiran seperti itu. Ini jujur hanya karena rasa penasaran Kaina saja. "Enggak." jawabnya.

"Oke." Lingga nampak berfikir. "Selama tiga tahun aku di SMA aku punya beberapa mantan. Tapi bukan dari sekolah aku, beda sekolah." ucapnya mulai bercerita. "Waktu bunda meninggal, aku ngerasa kehilangan sebagian dunia aku. Karena itu aku jadi berusaha untuk nyari dunia aku yang hilang itu." lanjutnya.

Lingga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang