KAMU SEDANG MEMBACA

Lingga [REVISI]

Teen Fiction

[FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] KARENA MASIH DALAM TAHAP REVISI, BEBERAPA BAB AKU UNPUB DULU👍🖤🖤 ⚠️ SEGALA SESUATU YANG TERTUANG DI DALAM CERITA INI ADALAH MURNI DARI IMAJINASI AKU SENDIRI ⚠️ JIKA ADA KESAMAAN NAMA TOKOH, TEMPAT, DAN SUASANA ITU HANYA...

#anaksma #bucin #cinta #cintaremaja #fiksi #fiksiremaja #hati #humor #jatuhcinta #kenangan #kisahcinta #lagi #lingga #masalalu #orang #perasaan #persahabatan #pilihan #romance #sahabat #sekolah #sma

34. Saingan Katanya

565 22 6 
                                    

                                              
Vote dulu sayang ayoo ditunggu 🌟

                            

                                Udara di puncak pagi ini benar-benar sangat dingin dan menusuk
                            
                              
                              
                                
                                  
                                  
                                
                              
                             
                            

                            

                              
                              Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
                            

                          

                          
Udara di puncak pagi ini benar-benar sangat dingin dan menusuk. Jam sudah menunjukkan pukul 06.30 namun sang surya belum menampakkan dirinya.
"Dingin banget woyy!" keluh Tyan. Laki-laki itu meringkuk di sofa dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.
"Biasanya gak sedingin ini." Rafael menyeruput teh panas miliknya.
Diantara semua yang ada di sini mungkin Rafael adalah orang yang sering pergi ke puncak. Dia tau benar seperti apa udara di puncak biasanya, tapi sekarang bahkan dirinya juga merasa sedikit kedinginan.
"Tapi kalo di kamar lumayan anget." ucap Afan. Laki-laki itu baru saja keluar dari dalam kamar dan ikut nimbrung bersama yang lain.
"Pantes cewek - cewek betah di kamar." ucap Aris.
"Gua gak mandi woy. Saking dinginnya!" ucap Rama, membuat Dika yang duduk di sebelahnya langsung menggeser tubuhnya menjauh dari rama.
"Jorok banget lo Ram." celetuk Lingga.
"Pantes bau-bau telur naga dari tadi." Aris menutup hidupnya, menatap jijik pada Rama.
"Setelah denger ini gua yakin kalo Bila gak akan suka sama lo. Dia gak bakal mau pacaran sama lo. Lo jarang mandi gini." celetuk Tyan.
"Mulut lo Tiang. Asal ceplos aje lo." Rama memicingkan matanya menatap Tyan.
"Maksudnya? Bukannya kalian udah pacaran?" Afan mengernyit bingung. Menatap penuh tanya pada Rama.
Rama tersenyum canggung. Sekarang dia benar-benar ingin memukul Tyan tepat di kepala. Kalo ngomong ceplas-ceplos gak tau kondisi.
"Oh gak. Maksudnya tuh," Rama bingung harus menjawab apa. "Eeee...." dia nampak berfikir. Menatap satu persatu temannya meminta pertolongan.
"Maksudnya tuh kalo misal mereka belum pacaran, dan Bila tau kalo Rama kayak gini. Bila gak akan mau." tidak ini bukan Rama yang berbicara. Melainkan Aris.
"Nah iya. Itu!" Rama membenarkan ucapan Aris.
"Ohh," Afan mengangguk paham.
"Kita jadi ke kebun teh kan?" Lingga mengalihkan pembicaraan.
"Jadi pasti." Rama dengan semangat menjawab.
"Tunggu matahari keliatan dulu. Biar gak terlalu dingin." ucap Rafael.
"Mabar aja lah mabar." ajak Tyan.
Lingga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang