Lingga [REVISI]

36. Big Baby

Sebelum mulai, ayoo kita vote bersama-sama 🌟

Lingga duduk di teras villa sendirian. Dengan di temani secangkir kopi panas, laki-laki itu termenung sambil menatap matahari yang sedikit demi sedikit mulai menunjukkan dirinya.
Pikirannya hanyut dalam pertanyaan-pertanyaan yang muncul di otaknya sejak semalam.

Suara pintu terbuka mengalihkan pandangan Lingga. Laki-laki itu menoleh, dan mendapati Kaina berdiri di ambang pintu dengan membawa mangkuk yang entah apa isinya.

"Kai," panggilnya lembut.

Kaina terdiam sebentar, sebelum akhirnya menghampiri Lingga dan duduk di samping laki-laki itu.

Tidak ada yang berbicara. Kaina hanya duduk di samping Lingga memandang matahari terbit dan sesekali memakan potongan buah pisang di dalam mangkuknya. Dan Lingga, laki-laki itu memperhatikan setiap gerak-gerik Kaina yang duduk di sampingnya.

"Kok udah bangun?" tanya Lingga mengusir keheningan.

Kaina menoleh pada Lingga, menatap lekat manik mata kekasihnya itu. "Mau liat matahari." jawabnya kemudian.

"Kenapa chat aku gak di bales dari kemarin?" tanya Lingga.

Sudah sejak kemarin Lingga memikirkan hal ini. Dia merasa sejak pulang dari kebun teh kemarin, Kaina menjauhinya. Bahkan chat yang dia kirimkan pada gadis itu tidak di balas sama sekali.

Kaina menarik nafas panjang. Kemudian meletakkan mangkuk yang dia pegang. Kemudian Menarik lengan kiri jaket yang dia gunakan, untuk melepas gelang hitam pemberian Lingga yang dia pakai.

Lingga mengernyit bingung melihat Kaina melakukan hal itu. "Kok di lepas?"

Kaina tidak menjawab, gadis itu menyodorkan gelang itu ke hadapan Lingga.

"Kenapa?" tanya Lingga bingung.

"Ambil." ucap Kaina. Meskipun dengan sedikit bingung, akhirnya Lingga mengambil gelang itu dari tangan Kaina.

"Beliin aku yang baru. Aku gak mau couple sama Aurora." ucapnya.

Lingga nampak berfikir. Maksudnya apa?

"Ohh. Hahaha" sepersekian detik akhirnya Lingga mengerti apa yang terjadi. Laki-laki itu tertawa, kemudian mengambil alih gelang dari tangan Kaina.

"Ada yang lucu?" tanya Kaina datar.

"Hehe."
"Jadi dari kemaren kamu ngacangin aku, karena hal ini?" tanya Lingga.