40. Sunflowers for you🌻

442 19 3
                                    

Alangkah lebih baiknya, untuk kalian para readers ku tercintah untuk memencet tombol bintang terlebih dahulu🙏🌟💗

"Kamu matahari. Aku bunga matahari. Kemanapun kamu pergi aku bakal terus ngikutin kamu."

~Lingga

Happy reading 🔥

Kaina tengah merebahkan dirinya telentang di kasur queen size miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaina tengah merebahkan dirinya telentang di kasur queen size miliknya. Gadis itu berusa untuk menutup matanya agar segera terlelap. Tapi, dia sama sekali tidak bisa tidur. Pikirannya melayang pada kejadian tadi siang. Sebenarnya urusan penting apa yang Lingga lakukan sampai-sampai dia mengabaikan janjinya pada Kaina? Urusan apa yang membuat laki-laki itu sampai mematikan sambungan telfonnya secara sepihak pada Kaina.

Kesal, itulah yang Kaina rasakan sebenarnya. Gadis itu menatap ponsel miliknya menunggu Lingga untuk menghubunginya lagi. Namun sampai sekarang belum ada tanda-tanda Lingga akan menghubunginya.

Dia bukan tidak ingin mengerti bahwa Lingga punya urusan lain selain dirinya. Tapi, apakah semudah itu melupakan janji yang sudah di buat?

Kaina mengganti posisi tidurnya menjadi telungkup. Menenggelamkan kepalanya di atas bantal. Berusaha untuk tidak berfikir terlalu banyak.

"Kakak!"

Kaina mengangkat kepalanya begitu mendengar suara Karin di depan kamarnya. Mendengar itu, Kaina bangkit dari tempat tidurnya. Dia membuka pintu, dan benar adiknya tengah berdiri di sana.

"Kenapa?" tanyanya.

"Ada kak Lingga." jawabnya.

"Lingga?"

Seketika wajah Kaina menjadi sumringah saat mendengar nama Lingga di sebut. Namun, sepersekian detik Kaina langsung mengubah kembali ekspresi wajahnya menjadi biasa saja.

"Ngapain?" tanya Kaina.

"Gatau. Turun aja." jawab Karin.

Kaina menggeleng. "Bilang sama kak Lingga. Pulang aja, kakak lagi sibuk." ucap Kaina kemudian langsung menutup pintu.

Gadis itu kembali mendudukkan dirinya di pinggir Kasur. Memeriksa ponselnya. Berharap Lingga akan mengirim pesan dan memintanya untuk turun.

1 menit 2 menit, belum ada pertanda Lingga akan menghubunginya.

"Kakak!"

"Kakak buka pintunya!!"

Karin kembali berteriak, sambil menggedor-gedor pintu kamar kaina.

Gadis itu kembali membuka pintu
"Apa lagi Karin?" tanya Kaina sedikit kesal.

"Ini," Karin menyerahkan buket bunga matahari pada Kaina.

Lingga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang