28. Another day with you

648 29 18
                                    

Vote dulu yukkk 🌟

Happy reading 🔥

Salah satu hal yang akan di hadapi oleh siswa-siswi tahun akhir adalah UJIAN

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salah satu hal yang akan di hadapi oleh siswa-siswi tahun akhir adalah UJIAN. Ujian terkahir yang akan mereka ikuti untuk menentukan mereka layak lulus atau tidak.

Hanya tinggal Menghitung hari, hal itu akan segera terjadi dalam hidup Lingga.

"Nanti kita bisa nyontek gak sih?" tanya Rama yang mulai frustrasi akibat belajar sejak tadi.

"Gak ada nyontek nyontek. Belajar." Aris kembali menyodorkan beberapa buku kehadapan Rama.

"Lo gak bisa liat ini ada asap di atas kepala gua?" Rama menunjuk kepalanya sendiri.

"Ngebul ini ngebul!" seru Rama.

"Lebay alay lo." sahut Tyan.

"Apa gua berenti sekolah aja?" tanya Rama lesu.

"Si goblok!" satu pukulan Lingga layangkan pada dahi Rama. Menunjukkan reaksinya setelah mendengar pertanyaan Rama barusan.

"Lo pikir kalo Lo gak lulus SMA lo bisa kuliah?" tanya Aris.

"Hah? Lulus SMA masih harus kuliah?"

Ya tuhan, anak siapa ini? Tolong diambil aja mereka berempat sudah tidak kuat.

"Mau jadi apa lo kalo gak kuliah? Lanjutin bisnis keluarga? Emang Lo mampu? Mau kerja? tapi lo gak punya pengalaman. Emang lo pikir orang tua Bila mau punya menantu lulusan SMA? Mana modelnya kaya lo lagi." Tyan menodongkan pertanyaan bertubi-tubi.

Jika pertanyaan itu di todongkan pada manusia berakal sehat dan waras mungkin itu akan menyakitkan untuk mereka. Tapi, berhubung itu di lemparkan pada Rama laki-laki itu tidak merasakan apa yang seharusnya dirasakan setelah Tyan mengucapkan kalimat panjangnya.

"Kenapa jadi bawa-bawa Bila?"

Dari semua pertanyaan. Yang bisa di tangkap oleh Rama hanya nama Bila saja. Sedangkan kalimat Tyan yang lain hilang bgitu saja bagai angin.

"Astaga, tolong!" Tyan berseru tak percaya dengan respon Rama.

"Sabar, sabar." Dika menepuk punggung Tyan. Menenangkan laki-laki itu agar tidak terbawa emosi pada Rama.

"Gua nikah aja bisa gak sih? Gua gak sanggup belajar lagi." jawab Rama. Dia menjatuhkan kepalanya ke atas tumpukan buku yang baruan di berikan oleh Aris.

"Siapa yang mau nikah sama lo? Playboy."

"Eh Ris. Sekarang gua lagi mencoba setia, meskipun susah tapi gua sedang mencoba." jelasnya membela diri.

"Kasian ya Bila. Bukan satu-satunya tapi salah satunya." ucap Dika, tapi matanya tetap fokus pada buku yang di bacanya.

"Nah iya anjir. Makanya gua bilang dari awal Bila sama lo aja dari pada pacaran sama Rama." ucap Tyan. Matanya melirik tak enak pada Rama yang kebetulan duduk di sebelahnya.

Lingga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang