32. Puncak

541 23 8
                                    

Vote dulu yukkk💗😙🌟

Sekalian bacanya sambil di puter ya lagunya💗

Seperti yang Kaina, Bila dan Rafael rencanakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti yang Kaina, Bila dan Rafael rencanakan. Tepat di hari sabtu siang mereka bertiga akan berangkat ke puncak. Tidak hanya bertiga tentunya. Melainkan ada beberapa orang yang ikut dengan mereka juga. Ada Lingga dan teman-temannya, Afan dan tentu saja bang Andra dan Sheila.

Jangan tanyakan kenapa tiba-tiba Andra ikut juga dalam perjalanan ke puncak ini. Tentu saja dia ingin menjaga kedua adik kesayangannya. Dia khawatir akan terjadi sesuatu, jadi dia memutuskan untuk ikut.

"Tinggal nunggu siapa?" Andra menutup bagasi mobilnya setelah memasukkan barang bawaannya.

"Lingga belum dateng bang." jawab Dika. Laki-laki itu bersandar di salah satu pohon sambil mengotak-atik ponsel miliknya. Berusaha untuk menghubungi Lingga.

"Lo udah bilang sama Lingga jam 10 kan?" tanya Andra memastikan. Yang di balas anggukan oleh laki-laki dengan hoodie hitam itu.

"Lingga belum dateng?" Kaina keluar dari dalam rumah bersama dengan Sheila dan Bila.

"Belum. Coba kamu yang telfon dek." ujarnya pada Kaina.

Kaina meraih ponsel miliknya di dalam tas. Berniat melakukan apa yang disuruh oleh Andra. Sebelum matanya menangkap sebuah mobil berhenti di depan rumah Andra.

Dan setelahnya, sosok laki-laki jangkung dengan setelan kaos hitam menenteng jaket di tangan kirinya keluar dari dalam mobil. Kaina hendak melangkahkan kakinya untuk menghampiri Lingga, sebelum matanya menangkap seorang gadis juga ikut keluar dari dalam mobil.

"Loh, Aurora ikut?" tanya Tyan pada Aris yang jelas bisa di dengar oleh semua orang yang ada disana.

"Kenapa Lingga gak bilang dulu sih." Rama menggaruk tengkuknya, kemudian melirik pada Bila yang berdiri tak jauh dari dirinya.

"Dari mana aja Ga?" pertanyaan bang Andra langsung menyambut Lingga begitu laki-laki itu sampai di depan mereka.

"Maafin gua, gua harus jemput Aurora dulu tadi." ucapnya merasa tidak enak pada seluruh orang yang menunggu dirinya.

"Maaf ya semuanya. Gara-gara aku kalian harus nunggu lama." Aurora berucap, gadis itu sedikit menunduk merasa tidak nyaman.

"Santai aja. Ada lagi yang belum dateng?" tanya Andra.

"Udah kayaknya. Jalan aja yuk, biar gak kesorean nyampe di villa." ucap Rafael.

"Iya. Ini udah lumayan siang soalnya." ucap Afan, sambil melirik jam di pergelangan tangan kirinya.

Lingga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang