13. Pasar Malam

825 90 29
                                    

Yukk bintang nya di pencet dulu😙🌟

"Jangan pedulikan seperti apa endingnya. Fokuslah menikmati waktu yang ada, membuat cerita indah yang bisa kita kenang bersama."

Happy reading🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading🔥

---

Sekarang disinilah mereka, ditengah-tengah kerumunan orang-orang yang sedang menikmati pasar malam. Ada yang sedang jajan, naik wahana atau hanya berkeliling melihat-lihat.

Hal pertama yang mereka lakukan adalah berkeliling, melihat-lihat apa saja yang ada di pasar malam ini. Kaina berjalan beriringan dengan Lingga, Bila berada dibelakang mereka bersama Rama, dan Andra berjalan dibelakang mereka berempat. Memantau interaksi apa saja yang mereka lakukan.

"Bang Andra kok jadi ikut gitu sih?" tanya Lingga, menoleh kebelakang ke arah Andra yang menatap dirinya dan Rama tajam secara bergantian.

"Gatau tuh." Kaina mengedikkan bahunya, ikut menoleh ke belakang. Andra langsung mengubah ekspresinya begitu Kaina memandangnya.

Lingga terkekeh geli. Ternyata meskipun tidak punya kakak kandung, ada seseorang yang berperan layaknya seorang kakak untuk Kaina.

Bila, sejak tadi sebelum berangkat wajahnya sudah kusut seperti tidak punya semangat hidup. Tangannya melilit lengan Rama dan matanya sesekali melirik Andra dengan kesal.

"Naik wahana yuk." Bila menunjuk pada wahana bianglala yang antriannya sudah seperti antrian bansos.

"Tapi antriannya panjang." keluh Kaina.

"Gak!" seru Andra. "Ketinggian itu." ucapnya meringis melihat bianglala yang sangat tinggi.

"Gak asik Lo bang." celetuk Rama.

"SAFETY FIRST!" tekannya.

"Kalo bang Andra takut, kita aja. Bang Andra gausah naik." ujar Lingga, yang diangguki oleh mereka bertiga.

"Siapa yang takut?" suara Andra meninggi.

"Yaudah naik juga, tapi Lo duduk sendiri ya bang." ucap Lingga tersenyum memamerkan gigi putihnya.

"Setan Lo!"

---

Setelah perdebatan panjang, akhirnya mereka berempat bisa naik wahana. Dan Andra menunggu di salah satu stand minuman yang ada didekat wahana itu. Mereka naik wahana ini tanpa antri, karena Rama dan Lingga kenal dengan orang yang menjaga wahana tersebut. Jadi mereka menggunakan koneksi itu untuk bisa naik tanpa harus  ikut antri.

Penyalahgunaan kekuasan ini namanya.

Kaina tersenyum senang saat dia sudah duduk didalam wahana. Dia hanya duduk berdua dengan Lingga padahal wahana ini bisa menampung sampai empat orang. Tapi Lingga bilang mereka naik dua-dua saja.

Lingga [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang