Pangeran Jaemin menarik tali kekang kudanya hingga sang kuda yang berwarna hitam gelap itu memperlambat larinya hingga berhenti tepat di tebing jurang.
Jalanan yang semakin curam dan licin karna sehabis hujan itu tak bisa lagi di lalui oleh sang kuda sehingga Sang Putra Mahkota memutuskan untuk melanjutkan perjalanannya dengan jalan kaki dan menyembunyikan kudanya di balik sebuah ceruk batu. Pangeran Jaemin meninggalkan sang kuda setelah memastikan sang kuda aman.
Pangeran Jaemin melanjutkan perjalanannya melewati tebing tebing curam dengan kecepatan konstan. Mudah baginya untuk melewati semua ini karna dahulu saat ia masih di bawah didikan sang guru di Gakja, Pangeran Jaemin seringkali bertaruh nyawa keluar masuk rimba belantara demi sebuah misi yang telah sang guru siapkan untuk menu latihannya sehari-hari.
Satu jam perjalanan telah di lewatinya. Duri-duri tajam yang menggores tak di hiraukan sang putra mahkota. Sebenarnya Pangeran Jaemin bisa saja menggunakan pedang pendeknya untuk memangkas belukar tajam mempermudah perjalanan, tapi sang putra mahkota tak melakukannya karna Hwang Injun dan keluarganya pun tak melakukannya. Pangeran Jaemin selalu memikirkan alasan kenapa keluarga teman barunya itu terlihat menyembunyikan sesuatu. Sejujurnya sang putra mahkota sangat ingin tau alasannya. Tapi tidak bijak rasanya jika ia terang-terangan menunjukan kecurigaannya. Jadi semenjak pertemuan mereka terakhir kali, Pangeran Jaemin menyusun rencana untuk menyelidiki sendiri apa yang terjadi dengan keluarga itu tanpa melibatkan kerajaan atau Minhyung yang selama ini menjadi orang kepercayaannya.
Keluarga itu mencurigakan, tapi Pangeran Jaemin tak ingin buru-buru mengambil kesimpulan.
Sang Putra Mahkota memandang sekelilingnya yang cukup gelap karna kini ia memasuki kawasan hutan yang mempunyai karakter pohon raksasa dengan dedaunan yang rimbun, bahkan cahaya matahari pun tak menyentuh dasar hutan. Karna kawasan hutan inilah salah satu alasan jika hutan gunung Gokcho di katakan sebagai hutan angker.
Saat Pangeran Jaemin menyibak sulur-sulur tanaman merambat dengan pedang bersarungnya, sayup-sayup dari kejauhan sang pangeran mendengar teriakan seseorang.
Takut salah dengar, sang pangeran menghentikan langkah untuk mendengarkan suara itu lebih jelas. Dan benar saja, suara teriakan itu kembali terdengar. Tanpa membuang waktu, sang pangeran segera berlari cepat ke arah sumber suara yang menurut prediksinya cukup jauh dari tempatnya berada.
5 menit berlari, sang Pangeran keluar dari kawasan hutan gelap dan memasuki kawasan gunung yang penuh dengan bebatuan. Dengan tangkas sang Putra Mahkota melompati bebatuan besar itu seperti melayang saking cepatnya. Dan bisa di dengar juga kini teriakan itu berubah menjadi umpatan umpatan nyaring yang semakin jelas terdengar oleh telinganya menandakan tak lama lagi ia akan mengetahui apa yang terjadi.
" Ya Sialan! Pergi! Pergi! Kau tau ini sangat licin bodoh! Hus hus!"
Lagi lagi teriakan nyaring itu kembali terdengar.
" Pergi sialan! Kau tidak tau siapa aku hah! Aku raja penguasa hutan ini!"
Sekali lompat, Pangeran Jaemin sudah berada di sebuah batu besar tak jauh dari seseorang yang kini di lihatnya tengah menempel di atas pohon pinus. Di bawahnya beruang coklat raksasa menggeram menunggunya untuk turun.
" Ya! Pergi! Aishh jinjja! Ya beruang bodoh! Kau tidak tau ya kalau pohon ini sangat licin!" Seseorang itu, seorang pemuda tanggung itu kini mempererat pelukannya ke batang pohon pinus yang di rasakannya semakin licin di karnakan seluruh pohon di penuhi lumut yang basah karna sehabis hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Prince | Jaemren ✔
Historical FictionWelcome to: 20th My Jaemren Fanfic " Crown Prince " Ps. Foto cover nyolong di pint.. Start : Sabtu 3 Juli 2021 Finish : Senin 23 Januari 2023