" Jika benar begitu, Aku pun tidak akan menahan diriku, Huang."
Renjun tersenyum, mengangguk.
" Lakukanlah jika Yang Mulia merasa bisa memilikiku dengan melakukannya."
Dengan sekali gerakan, Jaemin bangkit duduk dan Renjun beringsut merapatkan tubuh telanjangnya ke tubuh Jaemin.
" Kamu tidak akan menyesal?" Tanya Jaemin kepada Renjun yang kini membuka ikatan jaegurinya sebelum meloloskan kain hitam itu dari tubuh Jaemin.
" Sepertinya aku akan lebih menyesal jika tidak bersama Yang Mulia." Ujarnya sembari memeluk tubuh telanjang Jaemin yang terasa sangat hangat di kulit tubuhnya.
Pemuda Huang itu menempatkan wajah dan bibirnya di ceruk leher Jaemin dengan kedua tangan mengelus punggung kekar Jaemin dengan seduktif. Sang pangeran membiarkan Renjun melakukan apapun pada tubuhnya selagi ia masih bisa menahan diri.
" Aku hanya ingin tau. Apakah bercinta itu menyakitkan?" Renjun menjauhkan tubuhnya dari tubuh Jaemin dan menatap sang pangeran penasaran. Namun Jaemin membalasnya dengan gelengan.
" Aku juga tidak tau Renjunah. Aku hanya mempelajarinya tanpa pernah melakukannya." Jawabnya.
" Aku bahkan belum pernah mempelajarinya. Aku hanya beberapa kali mendengar cerita pemuda-pemuda di pasar." Balas Renjun pelan.
" Apa yang mereka katakan?" Tanya Jaemin sembari tersenyum. Tangannya terangkat untuk menyentuh perut datar Jaemin yang berada di perutnya.
" Aku tak mungkin mengatakannya kepada anda. Itu sedikit menjijikan." Jawab Renjun dengan bibir melengkung.
" Aku juga hanya pernah menyentuh tubuhmu, Renjunie." Ujar Jaemin membuat Renjun menaikkan alisnya tak percaya.
" Yang Mulia yakin?" Tanyanya. Jaemin mengangguk.
" Aku hanya terlalu sibuk dengan tugas negara tanpa tau bagaimana rasanya bercinta, Renjunah. Tapi kami punya kelas khusus untuk itu bahkan seluruh pangeran juga mempelajarinya." Jawab Jaemin. Tangannya mengusap pundak sempit Renjun hingga ke lengan kecil tanpa otot pemuda itu.
" Lalu bagaimana cara Yang Mulia akan melakukannya padaku? Tentu saja wanita dan pria itu berbeda." Tanya Renjun dengan tangan yang kini mencoba menahan tangan Jaemin yang mencubit kecil puting dadanya.
" Entahlah. Kenapa tidak di coba saja?" Tanya Jaemin sembari merunduk, mengecup leher Renjun lalu menjilati jakun sang pemuda. Renjun melenguh pelan.
" Sejujurnya aku takut akan apa yang akan terjadi padaku." Bisiknya di telinga Jaemin. Nafas hangat Renjun di telinganya membuat Jaemin membuka mulutnya untuk menghisap kulit leher si pemuda sehingga menimbulkan kembali lenguhan, kali ini lebih keras.
" Aku akan sangat menghargainya jika itu memang senikmat ini." Ujar Renjun lagi menahan desahannya saat Jaemin sudah mencumbui tulang selangkanya dengan tangan yang bergerak aktif mempermainkan puting dadanya.
" Ahk Yang Mulia." Seru Renjun pelan. Jaemin merebahkan tubuhnya dan balas menindihnya sedikit tak sabaran sembari menjilati dadanya.
Renjun memejamkan matanya menikmati sensasi menyenangkan yang tubuhnya rasakan saat bibir Jaemin mengusak seluruh tubuhnya. Dulu saat sang pangeran melakukan hal yang sama padanya, Renjun hanya merasakan ketakutan dan tak begitu menikmatinya karna rasa takutnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crown Prince | Jaemren ✔
Historical FictionWelcome to: 20th My Jaemren Fanfic " Crown Prince " Ps. Foto cover nyolong di pint.. Start : Sabtu 3 Juli 2021 Finish : Senin 23 Januari 2023