22

2.9K 470 12
                                    




" Yang Mulia."



Pangeran Jaemin mengangkat wajahnya, menatap sang pengawal pribadi yang baru saja datang.




" Hwang Injun sudah saya bawa kembali ke ruangannya." Ujar Lee Minhyung.


Pangeran Jaemin mengangguk. Tampak tak ada kehidupan di wajahnya.



" Yang Mulia.."



" Tak ada yang bisa ku katakan padamu untuk sekarang, Hyung. Jadi tinggalkan aku sendiri."



Minhyung mengangguk. Jika sang putra mahkota sudah memanggilnya dengan panggilan seperti itu, tandanya ia tak ingin lagi di usik.



" Aku akan berjaga di luar." Ujarnya berpamitan.



Pangeran Jaemin tak menjawab membuat Minhyung segera keluar dari ruangan sang putra mahkota.




" Hyung. Apa yang terjadi?" Tanya Kasim Yoon saat sang pengawal pribadi putra mahkota itu keluar dari ruangan Pangeran Jaemin.


Minhyung menggeleng.



" Aku juga tidak tau, Kasim Yoon." Jawabnya. Kasim Yoon luarbiasa cemas semenjak sang putra mahkota menghubunginya melalui seorang penjaga untuk membawakannya pakaian. Sang kasim menemui putra mahkota yang bertelanjang dada itu di luar istana, keadaannya tampak tak baik-baik saja tapi sang kasim tak mampu bersuara menanyakan keadaannya ketika disadarinya wajah sembab sang putra mahkota. Itu yang pertama kali baginya.



" Bisakah kamu menolongku, Kasim Yoon?"


Kasim Yoon menatap Minhyung dengan raut bertanya.



" Selain Putra Mahkota, kamu terlihat dekat dengan Hwang Injun. Bisakah kamu menemaninya sebentar? Siapkan makan malam untuknya juga."



Kasim Yoon mengangguk. Ia memang di tugaskan untuk mencari Lee Minhyung, dan sekilas ia mendengar percakapan dari sang putra mahkota dengan pengawal pribadinya itu agar menjemput Injun secara diam-diam ke bukit jelai. Kasim Yoon tidak tau artinya, tapi ia tau jika tadinya Injun pergi bersama sang Putra mahkota.




" Akan ku lakukan."



*
*
*



" Injun tidak memakan makanannya, Yang Mulia. Badannya panas dan saya memanggilkan tabib untuk memeriksanya." Lapor kasim Yoon sembari menunduk.



" Lalu apa yang di katakan tabib?" Tanya Pangeran Jaemin sembari menatap sang kasim kepala.



" Hanya demam biasa, Yang Mulia. Tabib juga sudah meresepkan obat." Jawabnya.



" Pastikan dia memakan makanannya dan meminum obatnya."




" Baik, Yang Mulia."




*
*
*



Renjun tau jikalau Pangeran Jaemin diam-diam selalu datang ke ruangannya setiap malam. Tapi pemuda itu memilih untuk pura-pura tidur dan membiarkan sang putra mahkota berjam-jam berdiam diri di ruangannya. Pangeran Jaemin selalu saja duduk tak jauh darinya, tak mengucapkan apapun lalu kembali ke ruangannya saat pagi menjelang.



Awalnya Renjun merasa sangat membenci putra mahkota itu. Tapi melihat bagaimana sang putra mahkota memperlakukannya, Renjun tak bisa membiarkan rasa bencinya bersarang di hatinya untuk waktu yang lama. Pangeran Jaemin terlihat putus asa dan wajahnya selalu suram setiap Renjun mengintip ketika sang pangeran datang ke ruangannya.



Crown Prince | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang