24

3.1K 486 17
                                    




" Seja.."


Sang Putra Mahkota segera berbalik, lalu tersenyum simpul menyambut si pemanggil.


" Jeno-gun." Balasnya.



" Ada apa Yang Mulia memanggil?" Tanyanya.



" Aku tak ingin berbasa basi, Jeno. Apakah kamu ingin menggantikanku untuk naik takhta?"


Pangeran Jeno tak terlihat terkejut. Karna berita tentang sang putra mahkota telah di dengarnya juga beberapa hari yang lalu. Tapi ayahnya, Sang Raja tak begitu saja menerimanya dan terus bersikeras agar sang saudara beda ibunya itu untuk tetap berada di posisinya.



" Aku tak mengerti. Apa yang sebenarnya kamu inginkan, Seja."



Pangeran Jaemin mengernyit.



" Aku tak menginginkan apapun. Aku hanya ingin keluar dari istana. Namun aku harus mencari penggantiku secepatnya."



" Tapi abamama tidak setuju." Balas Pangeran Jeno.


" Mungkin kamu tidak tau siapa aku, Jeno-gun. Tapi siapapun tak bisa menghentikan apa yang ku inginkan, termasuk sang raja sekalipun."



Pangeran Jeno masih menatap sang putra mahkota itu tak mengerti.



" Apa yang membuatmu sampai sangat ingin keluar dari istana?"




Pangeran Jaemin mengangkat alisnya.



" Apakah aku perlu untuk memberitahumu?" Tanyanya datar.



Pangeran Jeno hanya diam tak hendak menjawab pertanyaan sarkas itu.



" Sebelumnya aku sudah menemui Pangeran Hyunjin. Menanyakan hal yang sama kepada kembaranmu itu, tapi dia mengatakan tak tertarik sama sekali dengan takhta. Tapi aku sangat tau, kamu tidak akan menolak tawaranku ini, Jeno-gun. Bahkan beberapa mentri sangat menyukaimu." Ujar Sang Putra Mahkota lagi.



" Jika kau memang sudah sangat bertekad, tak ada alasan bagiku untuk menolaknya." Ujar Pangeran Jeno tegas. Pangeran Jaemin tersenyum, menepuk pundak sang pangeran sekilas lalu berlalu dari hadapan pangeran kembar itu.



Pangeran Jeno berbalik, menatap kepergian sang putra mahkota dengan tatapan tajam.



" Permainan apa yang sebenarnya ingin dia lakukan?" Monolog pangeran Jeno masih tak beralih dari sang Putra Mahkota yang sudah kembali berjalan di dampingi para pelayannya itu.




*
*
*


" Putra Mahkota." Pangeran Jaemin menatap sang ayah sesaat sebelum kembali mengulurkan sumpitnya untuk mengambil makanan yang ada di depannya.



" Ayah benar-benar tidak mengerti denganmu. Ayah mendengar jika kamu menawari Pangeran Hyunjin dan Pangeran Jeno untuk menjadi putra mahkota-- Jaemin, sebenarnya apa yang terjadi?"


Pangeran Jaemin mengunyah makanannya dengan lambat agar tak perlu segera menjawab pertanyaan sang raja yang terlihat kebingungan menghadapinya itu.



" Aku tidak ingin menikah, Abamama." Jawabnya akhirnya.




" Mustahil seorang Putra Mahkota tidak ingin menikah, Jaemin!" Tangan sang raja terkepal, berusaha bersabar menghadapi calon penerusnya itu.



Pangeran Jaemin menaruh sumpitnya lalu menatap balik sang raja yang menatapnya dengan amarah yang berkobar di matanya.



" Jika tak salah ingat, sudah 2 kali aku batal menikah ayah. Yang pertama dengan anak perdana mentri, yang kedua dengan anak bangsawan daerah barat. Aku sudah tak ingin lagi."



Crown Prince | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang