17

3.4K 595 38
                                    




Hari-hari telah berlalu, keluarga Kim dan Huang memutuskan untuk menempati goa tersembungi yang terletak di pinggiran salah satu tebing gunung Gokcho untuk sementara waktu. Goa yang sudah lama diketahui Tuan Kim itu cukup nyaman di tinggali di karnakan luas dan dekat dengan sumber mata air, tak jauh dari tebing tempat goa itu berada, ada air terjun kecil disana.




" Ya? Apa kamu masih belum tidur juga? Sebenarnya apa yang sedang kamu fikirkan Renjunah??" Junkyu yang baru saja terbangun dari tidurnya dan seperti hari hari sebelumnya selalu menemukan Renjun dalam keadaan terjaga itupun bangkit duduk dan menatap Renjun yang kini sedang memeluk lututnya tengah melamun.




Tak bersusah payah menjawab, Renjun hanya berdehem menanggapi.



Tuan Kim yang tengah bersiap hendak keluar goa itupun terhenti sejenak dan ikut menatap Renjun yang akhir-akhir ini kentara sekali berbeda.






" Hyungnim. Sepertinya aku harus ke pasar. Sudah 3hari kita tidak memakan nasi, aku takut anak-anak tak punya tenaga jika kita pindah nanti." Tiba-tiba Tuan Huang memasuki goa dengan membawa beberapa buah hutan yang bisa ia dapatkan setelah bersusah payah menuruni tebing berbahaya itu.



Tuan Kim menoleh, berfikir sesaat sebelum akhirnya mengangguk.



" Baiklah. Beli juga keperluan lainnya Zitao." Jawab Junmyeon yang langsung di angguki Zitao.



" Aboeji?"


Zitao menoleh ke arah sang anak yang baru saja memanggilnya.



" Ada apa Renjun?" Tanya Zitao berusaha selembut mungkin.



" Bolehkah jika aku saja yang pergi ke pasar?" Tanya Renjun membuat Zitao reflek menggeleng keras.



" Tidak bisa--"



" Zitao."




Zitao menoleh ke arah Junmyeon yang baru saja memotong ucapannya.





" Tidak ada salahnya jika Renjun pergi Tao-ya. Beberapa hari ini Renjun terlihat sangat pendiam, hyung fikir mungkin Renjun masih belum bisa menerima keadaan. Biarkan dia pergi ke pasar Hanyang untuk menghibur diri, Tao-ya." Tuan Kim berbicara sembari tersenyum menatap Renjun yang masih tak menampilkan ekspresi apapun. Belum pernah Renjun seperti ini sebelumnya, hal itu cukup mengganggu Junmyeon dan Zitao.




" Tapi Hyungnim.."




" Percayalah padanya Tao-ya. Lagipula Junkyu bersamanya."




Senyuman penuh kelembutan itu tak mampu lagi di tolak Zitao hingga ayah satu anak itu dengan terpaksa mengiyakan.




" Pergilah setelah kita sarapan pagi, Junkyu Renjun."



*
*
*




Setelah membeli semua barang yang di butuhkan, keduanya kini tengah duduk berhadapan dengan semangkuk gukbab di depan masing-masing di sebuah kedai gukbab yang terletak di ujung pasar.



Renjun diam-diam memperhatikan Junkyu yang kini tengah menyendok seluruh isi mangkuk dengan terburu-buru seakan-akan takut jika ada yang akan meminta makanannya.



" Pelan-pelan Kim Wangkyu." Tegurnya.




Junkyu yang masih terus menyendok tanpa henti itu akhirnya mengangkat mangkoknya lalu tertawa pelan sembari terus mengunyah dengan bersemangat.



Crown Prince | Jaemren ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang