Pesan Dari Surga

83 12 11
                                    

Uljima | musim semi

Bae Joohyun berjalan menapaki ruang tanpa batas dipenuhi kabut putih disekelilingnya, samar-samar terdengar gelak tawa seorang anak kecil menyahut – bersenda gurau. Saat mengikuti arah mencari sumber suara, dirinya berada didalam taman luas belakang rumah yang dihiasi tumbuhan hijau, bunga-bunga bermekaran, juga sebuah ayunan rotan cukup besar menggelantung disana. Sorot cahaya matahari pagi pun ikut menelusup diantara rindangnya pepohonan yang menambah teduh suansana. Begitu indah.

"Eomma~"

Seru sang balita, Joohyun terhenti.

"Hihihi, aku disini eomma~"

Meski tidak mengerti apa yang sedang terjadi, intuisi hati membawanya mengedarkan pandangan.

"Cali aku eomma~" suara itu semakin nyata.

Terlihat seorang anak kecil berlari disekitaran semak, menghilang – muncul lalu menghilang lagi.

"Ahahaha~"

Irene mencari-cari sosok tersebut.

GRAP

Secara tiba-tiba dari arah belakang dirinya mendapatkan pelukkan mengejutkan, tentu saja membuatnya terperanjat.

"Eommaaaa"

Irene tak dapat membalikkan tubuh untuk melihatnya dengan jelas, namun ia yakin yang didapatinya kini adalah anak berlarian tadi, tepatnya seorang anak laki-laki yang membenamkan wajah dengan jelas dibawah atensi.

"Ungg..rengeknya.

Setelah puas membuat objek didepannya mematung sejenak, bocil itu berpindah kedepan. Ia mengangkat wajah memperlihatkan ujung hidung yang memerah, menatap dalam lalu mengusel-usel perut Irene.

"Bogochipeo" ucapnya sebelum mengeratkan pelukkan kembali.

"Nugu.. se-yo?" kikuk Irene.

Dengan ragu wanita tersebut melepaskan tangan mungil itu dari tubuhnya secara perlahan.

Anak itu menatap polos, terdiam layaknya anak-anak. Bae Irene mensejajarkan tubuh.

Bocah laki-laki yang diperkirakan berusia 3 tahun itu mempunyai paras tampan dan bermata indah, menyerupai seseorang yang nampak tak asing bagi ingatan Irene. Sosok yang secara tak diguga sedari tadi memanggilnya dengan sebutan 'Ibu'.

Tanpa menjawab pertanyaan sebelumnya, diraihlah jari telunjuk Irene untuk minta dituruti keinginannya.

"Bacakan aku celitanya! Buku celitanya!!" balita itu menarik Irene kearah ayunan gantung kemudian mendudukan dirinya dipangkuan Irene dengan memeluk sebuah boneka rajut berbentuk kelinci digenggaman.

Irene menurut saja membuka sebuah cover buku cerita yang lagi-lagi nampak tak asing, karena ada sebuah nama tertera jelas dilembar sampul kedua buku cerita. Anak kecil tersebut menengadah melihat raut wajah Irene yang terlihat tak biasa.

T-tuhan, apa aku sedang bermimpi..

"Kim-Ha-neul. Nae ilemeun, Kim-Haneul imnida" selepas mengeja, senyuman manis terpancar sebagai upaya menghibur sang Bunda.

Tap

Tap

Tetes air mata terjatuh mengenai lembar buku cerita, Irene mulai sesenggukkan.

Ulchima eomma.. Jangan menangis

Haneul menjadi cemberut melihat buku kesayangannya basah karena air mata eomma. Begitulah apa yang Irene tangkap.

ANNYEONG: BEST MISTAKES [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang