Epilog VIII

139 11 6
                                    

Bertaut | musim panas

"Bae Joo-hyun eommonim"

Sahut seorang petugas medis membaca serangkaian nama pasien berikutnya disebuah poli kandungan. Suara itu memecah lamunan seorang wanita berbusana gelap dengan dalaman lebih terang diantara sedikit riuhnya suasana.

"Nde.."

Jawab Irene seperlunya, menunduk pelan menarik ujung topi berwarna senada dikepala. Berbarengan dengan itu, seseorang yang tadinya terlihat tengah membaca koran disudut kursi arah berbeda nampak melipat bacaannya, ia bergegas pergi meninggalkan lokasi tersebut saat Irene masuk kedalamnya.

Cklek

Ini bukan kali pertama ia masuk kedalam ruangan praktik yang dindingnya cukup dipenuhi reklame seputar kehamilan.

"Selamat datang, silahkan duduk. Changkkaman, Mmm dimana.."

Belum sempat dokter yang ber-nametag-kan 'Son Seung Wan' itu merampungkan kalimatnya Irene sudah duluan bicara,

"Dia tidak bisa hadir. Jadi terpaksa aku harus datang lagi sendirian.. Jeosonghaeyo, Euisanim.." tutur Joohyun dengan mata yang sedikit berkaca.

Ungg? Ahh, benar juga..

Pada awalnya Dr. Son memang sedang mencari data pemeriksaan bu Joohyun saja tanpa melihat kearah pasiennya, berhubung yang bersangkutan tiba-tiba menjelaskan ketidak-hadiran Taehyung, otomatis ia langsung sadar kalau Irene hanya duduk sendirian.

"Begitu ya.."

Tak bersuara.

"Apakah dia sangat sibuk?"

"Hm" si minimalis Irene.

Ya ampun.. Dasar laki-laki, begitu sulit menyempatkan walau sedikit. Sesibuk apa sih sampai membiarkan wanita memeriksa kandungan sendiri? Ckckck, lalu untuk apa membuat bayi bersama :v

Kita hanya dapat melihat dokter geleng kepala memerhatikan nona Bae yang mengelus lingkar perak sambil membenamkan wajah muram disana.

Hmm, sepertinya bukan karena sibuk. Apa dia.. Mungkinkah?!

Kebiasaan berpikir Wendy yang menggaruk kepala meski tidak gatal dengan sebatang ballpoint terjadi.

"Eommoni.. Kurasa kau sudah mengatakan alasan itu sebelumnya. Kalau boleh tahu, sibuk karena apa? Mungkinkah ada alasan lain yang membuatmu bersedih? Jika kau mau kau bisa menceritakannya.." tersenyum hangat mengangkat kedua alis dan bahu secara bersamaan.

Tak ada jawaban.

Mall vs Funeral. Dua kepribadian berbeda.

"E-eommoni, kau baik-baik saja?" ngernyih Wendy merasa tak enak.

"Ahhahah, gwaenchana-gwaenchana, tak apa jika kau tidak ingin menceritakannya. Tidak masalah juga jika kau datang sendirian kali ini, masih ada pemeriksaan-pemeriksaan berikutnya maja?" hibur Wendy yang mencoba friendly, padahal tuntutan tadi membuat Irene sedikit tak nyaman.

"Dia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Dokter.." tertunduk lesu.

Aah sibuk bekerja.. Benarkah? Entah mengapa aku tidak yakin rasanya

Menanggalkan pertanyaan Wendy yang masih meragu seraya melanjutkan kegiatan mengetik sebelum pemeriksaan fisik berlangsung.

"Jadwal kali ini sudah tahu kan?"

"Nde"

"Apa kau sudah siap?"

"Nde"

"Sebelumnya apa ada yang ingin kau ceritakan? Ah, kalau ini tentang keluhan ditubuhmu misal," saling bertukar dialog tanpa kontak mata.

ANNYEONG: BEST MISTAKES [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang