Chapter V

168 25 10
                                    

Skinship | musim panas

Dua kantong belanjaan yang tidak begitu berat memenuhi genggaman tangan Irene. Beberapa butir apel nampak jelas terlihat dari lapisan permukaan tas yang transparan. Rambutnya mulai berantakkan tertiup angin dan menutupi pandangan, ia berhenti sejenak sembari mengikat nya dengan karet gelang. Saat kantong itu diletakkan, apel-apel didalamnya bergelinding keluar menyentuh tanah.

"Andhwae!"

Sial..

Irene merutuk, bukan karena apel-apel itu jatuh kemudian menjadi kotor. Hal yang paling menyebalkan saat hamil adalah mengambil sesuatu yang berada lebih rendah dibawah lututnya. Bagaimana tidak, perut yang semakin membuncit di usia kandungan minggu ke-24 itu tentu membatasi gerak tubuh wanita ini.

"Ah jeongmal! Menyusahkan ku saja, Ungh.."

Saat Irene mulai menekukkan tubuhnya dengan hati-hati, tiba-tiba dari belakang sebuah tangan menggenggam lengan nya erat keposisi berdiri seperti semula secara perlahan.

"Uh?!"

"Ahjumma, jika kesulitan seharusnya kau berteriak atau meminta tolong ambilkan.."

Sahut seorang pria mensejajarkan posisi tubuhnya. Irene belum menyadari Haein kini berada tepat dibelakangnya.

"Ahjumma?? Yaah, aku ini bukan ahjumma atau orang sakit yang harus berteriak meminta tolong seolah keadaan genting sedang menyerangku. Memangnya kau tidak melihat kalau aku ini sedang ha-"

Kemampuan berbicara cepat seperti rapper yang ia lakukan terhenti ketika melihat siapa yang sedang menjadi lawan bicaranya.

"Op-pa?!" dengan cepat Irene menyilangkan cardigan nya.

"Iye??"

Tak sadar jari-jari itu sudah berada dalam genggaman sang pria. Ia meraihnya, begitu juga dengan kantong belanjaan, menuntun Irene erat tanpa basa-basi.

"Changkkamman" kikuk dengan keadaan, sahutan Irene – Haein abaikan.

"Kajja.."

Tak ada dialog diantara keduanya, baik Irene maupun Haein seakan lebih menikmati kegugupan dibanding skinship yang terjadi diantara mereka.

T-tunggu.. orang lain akan salah paham jika melihatku. Tidak, belum ada yang mengetahui identitasku sejauh ini. Tetap saja! Kurasa ini bukan hal seharusnya terjadi..

"Oppa.." Irene menghentikan langkah diikuti Haein.

"Hm?" Haein memandang Irene lekat-lekat.

Jarak mereka tak lebih dari dua jengkal jari yang disatukan. Pupil mata Irene membesar saat manik mata keduanya saling bertemu.

"K-kenapa kau selalu muncul dihadapan ku begitu saja? Apa kau diam-diam menguntitku?"

Haein hanya tersenyum, ia mengalihkan atensi - menyadari Irene yang nampak kegerahan karena cuaca panas hari ini.

"Joohyun-ah.. Lepas"

"Arra"

Irene menuruti permintaan laki-laki itu dan melepaskan genggaman tangan mereka.

"Lepaskan.."

"Huh? Ini, sudahkan" menjulurkan tangan, lagi-lagi Haein hanya berdehem manis.

"Lalu?"

"Cardigan mu, lepaskan ikatannya" Haein tak segan membuka ikatan cardigan dipinggang Irene.

ANNYEONG: BEST MISTAKES [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang