Part 6

1.8K 265 34
                                    

Saat Morgan kembali, keempat temannya langsung melaporkan pertemuan mereka tadi dengan adik kelas dan tiga temannya. Morgan tertawa, "Kelihatannya akan semakin seru. Apakah laporan kegiatannya di kampus sudah ada?"

"Sudah ku kirim ke emailmu." Kata Rex.

"Apakah kamu sudah mengetahui hubungannya dengan Wren?" tanya Hugo.

"Ya, tadi teman-temannya juga membahas masalah itu." kata Ian.

"Membahasnya?" tanya Morgan.

"Mereka bertanya, apakah kita tidak tahu rumor tentang adik kelas dengan Wren. Kami jawab tahu, dan itu bukan masalah untuk bintang kampus idola kita." Jawab Ian.

"Jawaban yang tepat, dia dan Wren adalah sepupu." Kata Morgan.

"Pantas saja sikap Wren padanya seperti saudara." Kata Rex.

Pembicaraan mereka berakhir karena pengajar mereka sudah memasuki kelas, begitulah mereka. Namun walau pembicaraan itu berakhir namun benak Morgan masih berisi informasi tentang Hazel yang semalam berhasil dia gali, tentu saja dari pencariannya melalui kemampuannya.

Hazel Brooks 19 tahun, anak kedua dari tiga bersaudara dan putri tunggal dari Jared dan Luisa Brooks. Jared bekerja sebagai apoteker di sebuah rumah sakit, Luisa ibu rumah tangga. Kakak sulung Hazel, Tyson Brooks 24 tahun bekerja di bidang perbankan dan adiknya Elden Brooks, 16 tahun masih sekolah dan dipastikan tahun depan, dia akan masuk tim nasional altet basket.

Hazel lulus lebih awal karena dia mengambil kelas akelerasi, dan melihat nilai akhir tingkat satunya, dipastikan dia akan lulus lebih awal dari ketiga temannya.

Walau keluarganya didominasi pria, Hazel tetap diijinkan melatih diri menjadi mandiri, hanya tetap saja protektif dalam hal teman pria, oleh karena itu tidak ada catatan yang bisa Morgan peroleh mengenai hubungan asmara Hazel.

Morgan juga tidak tahu, mengapa dia begitu penasaran sama wanita yang bernama Hazel Brooks ini, padahal keluarganya menjulukinya pertapa karena sulitnya dia mencari wanita yang cocok untuk dirinya. Walau di kampus gara-gara program pacar satu semester, statusnya dia dari pertapa menjadi playboy, tapi tetap saja dia tidak pernah berkencan berdua, saat berkencan pada program pacar satu semester, keempat temannya pasti pergi bersamanya.

Lamunannya buyar ketika bel kelas berbunyi, tanda kelas mereka berakhir, seperti biasa mereka berlima pasti akan berkumpul di ruang kerja mereka di kampus, mengerjakan proyek mereka yang juga merupakan tugas akhir mereka. Itulah salah satu alasan yang membuat Morgan harus kembali ke kampus dengan segera, karena jika tidak, kelulusan dia dan keempat temannya akan tertunda.

***

"Hai adik kelas." Sudah seminggu Hazel mendengar kalimat itu, dan artinya pria yang bernama Morgan Colton akan duduk di hadapannya atau sampingnya, entah itu di kantin atau perpustakaan, apalagi jika dia hanya sendiri.

Sapaan tidak disangka kali ini terjadi di dalam kelas yang akan diikuti oleh Hazel, dengan santai Morgan duduk di sampingnya tanpa memperdulikan tatapan orang-orang pada mereka.

Dua hari sejak tersebar kata 'adik kelas' akhirnya identitas adik kelas tersebut terungkap, bagaimana tidak terungkap jika Morgan dan keempat temannya setiap kali bertemu Hazel selalu memanggilnya dengan sebutan itu. Tentu saja banyak yang tidak setuju, terutama wanita-wanita yang merasa Morgan hanya milik mereka, tetapi dengan keras Morgan dan keempat temannya memberi peringatan jika mereka tidak memiliki hak untuk mengatur pilihan Morgan.

"Untuk apa kamu di sini?" tanya Hazel.

"Tentu saja untuk menemanimu." Jawab Morgan.

"Aku tidak perlu ditemani."

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang