Part 56

1.5K 261 19
                                    

Julian dan Liam terkejut dengan laporan Morgan yang secara khusus datang ke firma untuk mengurus pekerjaannya sekaligus untuk melaporkan apa yang terjadi seminggu sejak kejadian kebakaran itu.

"Apakah dia akan melakukan sesuatu padamu atau Hazel?" tanya Julian.

"Aku kuatir dia akan melakukan sesuatu pada Hazel, tapi dibanding dendamnya pada Hazel kurasa dia lebih membenci keluarganya, keluarga Ward dan keluarga Olsen." Jawab Morgan.

"Hazel sudah mendekati waktunya melahirkan, lebih baik kamu berhati-hati." Kata Liam.

"Jangan kuatir, kondisinya sekarang yang bisa membuat dia keluar rumah hanya waktu kontrol ke dokter atau nanti kita pergi ke rumah sakit untuk melahirkan."

"Melihat keadaannya sekarang, aku bersyukur Gretha tidak hamil anak kembar." Kata Julian.

"Jangan senang dulu, bagaimana jika kehamilan berikutnya Gretha hamil kembar tiga?" kata Morgan.

"Jangan asal mengucap." Julian melempar pulpen di tangannya pada adik kembarnya.

"Kalian berdua satu sudah menjadi daddy, satu lagi akan menjadi daddy tapi tingkah kalian tetap tidak berubah." Kata Liam.

Julian dan Morgan tertawa, sebelum Liam kembali menghentikan candaan mereka dan mengajak kedua putranya untuk mendiskusikan beberapa kasus yang memang ingin dia diskusikan dengan kedua putranya karena itu dia meminta Morgan untuk datang ke kantornya.

Morgan hanya menceritakan secara lengkap pada Liam dan Julian, tentu saja juga pada Hazel. untuk para perusuh dan pasangannya, Morgan hanya menceritakan secara garis besar, dia tidak mengatakan rencananya karena dia tidak ingin melibatkan mereka terlalu dalam, mereka juga tahu kemampuan Morgan sehingga mereka hanya berpesan jika Morgan membutuhkan bantuan, mereka siap untuk membantu.

***

Jika Morgan sudah mengambil tindakan pencegahan dan pengamanan, sebaliknya Quin sedang mempersiapkan diri dengan identitas barunya. Dia tidak mengoperasi wajahnya tetapi dia memotong dan mengganti model gaya rambutnya, merubah cara berdandannya, juga cara berpakaiannya.

Uang yang diberikan Duane tentu saja sangat membantunya, dia menyewa mobil dengan identitas barunya, parkir dan mengamati rumah orangtuanya. Melihat aktifitas dari luar dan mengambil beberapa foto, terutama foto adiknya dengan tatapan benci dan dendam.

Dua hari setelah itu adiknya ditemukan tidak sadarkan diri dengan kondisi mangenaskan, dia menjadi korban pemerkosaan saat sadar dia berteriak histeris saat melihat dokter pria, bahkan daddy dan saudaranya juga membuatnya histeris. Malam setelah dia sadar, dia ditemukan sudah mengiris pergelangan tangannya dan meninggal.

Quin hadir dalam pemakaman adiknya, melihat bagaimana kesedihan keluarganya dia merasa belum puas karena dia ingin melihat daddynya bukan menanggung kesedihan tapi juga malu dan dia sudah memiliki rencana lain untuk itu.

Rencana pertamanya telah berhasil, dia sedang menjalankan rencana kedua sambil berjalan-jalan di sebuah puast perbelanjaan. Secara tidak sengaja tatapannya menangkap seorang wanita hamil yang dia kenal di pusat perbelanjaan. Dia merasa semua seperti telah dipersiapkan olehnya, Vania Olsen ada di kota itu, artinya dia tidak perlu menunggu atau pergi jauh untuk membalas dendam pada mantan sahabatnya itu.

Bagi Quin sekarang hidupnya lebih menyenangkan, Duane kembali memberinya uang setelah kasus adiknya, lebih tepatnya dia menjual adiknya pada seorang pria dengan kelainan seksual yang dikenalkan Trace padanya, tentu saja dengan bayaran yang memuaskan, membuat dia bisa pergi perawatan dan berbelanja.

Dia mengikuti Vania dalam jarak aman, melihat dan mengamati Vania yang sibuk berbelanja kebutuhan bayi, tentu saja tanpa harus memikirkan bagaimana membawa atau membayarnya. Disekitarnya ada dua pria yang membantu membawakan barang-barang belanjaannya, kelihatannya suaminya sangat protektif pada Vania. Dia tahu rumor mengenai penerus yang didambakan oleh suami Vania, karena itu dia merasa ini adalah kesempatan untuknya bisa membuat Vania kehilangan hal yang berharga untuknya dan dia yakin jika sampai Vania gagal mempertahankan bayi itu maka bukan hanya suaminya yang akan marah tapi juga keluarganya. Pemikiran itu membuat Quin mencari kesempatan untuk melakukan rencananya.

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang