Part 41

1.5K 231 11
                                    

Morgan mengambil penerbangan hari Kamis sore, Senin pagi setelah mengantarkan Hazel ke asrama, dia baru akan terbang kembali. Tentu saja ini adalah perjalanan pertema yang Morgan lakukan bersama Hazel atau lebih tepatnya perjalanan pertamanya dengan seorang wanita yang bukan mommy atau adiknya.

"Apakah selalu begini?" tanya Hazel.

"Selalu apa?" Tanya Morgan tidak paham yang ditanyakan Hazel.

"Menatapmu." Jawaban Hazel membuat Morgan tertawa tanpa suara.

"Mau membuat mereka tidak menatapku, aku perlu bantuanmu."

"Bantuanku? Aku duduk disampingmu begini saja mereka masih menatapmu."

Morgan menoleh, wajah mereka berhadap-hadapan, tanpa ragu Morgan menunduk dan mencium bibir Hazel, setelah lepas dia tersenyum memandang raut wajah terkejut tunangannya.

"Terima kasih atas kerjasamanya."

Hazel mencubit gemas lengan Morgan, "Aku belum menyetujuinya."

"Sudah terlambat." Jawab Morgan, membuat Hazel kesal dan kembali fokus dengan buku yang memang dibawanya untuk menghabiskan waktu di perjalanan.

Sampai pesawat mendarat Hazel mengabaikan Morgan, "Kamu terus mengabaikanku jangan salahkan aku akan kembali menciummu di sini."

Hazel merengut kesal, melepas sabuk pengaman dan memasukkan buku dalam tasnya sebelum berdiri. Morgan tersenyum, mengambil koper kabin, setelah itu mempersilahkan Hazel berjalan di depannya untuk turun lebih dulu dari pesawat.

"Kita naik taksi?" tanya Hazel.

"Aku minta pihak hotel untuk menjemput dan menyewa mobil untuk kita berkeliling nantinya." Jawab Morgan sambil mendorong kereta berisi satu koper besar milik Hazel dan dua koper kabin miliknya juga milik Hazel.

Morgan melihat seseorang yang sudah dikenalnya, menghampiri dan menyapanya. Orang itu tersenyum ramah seperti sudah mengenal Morgan, membalas sapaan Morgan.

"Tidak biasanya anda datang berdua."

"Dia calon istriku." Jawab Morgan sambil memperkenalkan Hazel pada supir hotel yang memang sering melayaninya jika dia datang ke California, tentu saja untuk urusan pekerjaan.

Hazel tidak banyak bertanya, dia membiarkan Morgan mengatur semuanya bukan karena dia malas tapi lebih kepada mengurangi rasa kuatir Morgan dan keluarganya yang lain karena ini adalah untuk pertama kalinya Hazel tinggal jauh dari mereka, jadi Hazel benar-benar hanya mengurus isi kopernya, selebihnya termasuk tiket dan lain-lain Morgan yang mempersiapkan juga mengaturnya.

"Mau keluar mencari makan malam atau mau makan di hotel?" tanya Morgan, setelah mereka tiba di kamar hotel.

"Jika kamu tidak lelah, kita keluar mencari makan di luar saja." jawab Hazel yang masih mengagumi kamar hotel yang akan dia tempati beberapa malam ke depan.

"Apakah kamu sering menginap di sini? Mereka sepertinya sudah mengenalmu dengan baik." tanya Hazel.

"Setiap kemari bukan hanya aku tapi juga Julian, Angel, daddy dan mommy juga menginap di sini, karena itu mereka mengenalku."

"Member khusus ternyata. Dia bukan klienmu? Apakah selalu memesan kamar sebesar ini, padahal kamu seharian tidak berada di kamar?"

"Dia juga klien MC Tech. Meskipun aku memesan yang standart, mereka tetap akan menyediakan kamar kelas ini untuk kami. Pemilik hotel adalah klien daddy, jadi daripada membuat mereka rugi kami selalu memesan kamar kelas ini untuk ditempati."

"Jika begitu bukankah seharusnya jika kamu memesan kamar kelas ini, mereka menaikannya ke kamar kelas yang lebih tinggi lagi?"

"Pemikiran yang cerdas, hanya saja mereka tahu jika begitu maka kami berikutnya akan memesan kamar itu karena tidak ingin merugikan mereka. Ayo kita keluar sekarang sebelum semakin malam."

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang