Part 19

1.7K 263 11
                                    

"Dikasih apa?" itulah yang ditanyakan Morgan begitu duduk di samping Hazel di perpustakaan, siang sehari setelah kejadian foto atau begitu mereka bertemu setelah kejadian itu. Tempat yang jarang di lewati dan karena dekat degan meja pengawas, tempat favorite Hazel dan Morgan.

"Coklat sebagai oleh-oleh dan Line menitipkan buku yang kuinginkan sebagai bayaran menggunakanku menjaga Wren." Jawab Hazel.

"Buku apa? Lain kali katakan kamu butuh buku apa dan ingin makan apa, aku akan mencarikan dan membelikannya untukmu."

Hazel menoleh pada Morgan, "Cemburu?"

"Untuk apa cemburu, dia sudah memiliki tunangan dan kakak sepupumu."

"Lalu?" tanya Hazel.

"Apa?" balas Morgan.

"Mereka bilang kamu mengabaikan foto-foto itu, ternyata tetap saja merasa kesal." Hazel sengaja mengganti kata cemburu menjadi kesal.

"Bukan foto yang membuatku kesal tapi komentar-komentar mereka seperti yang paling benar saja."

"Lalu?"

Morgan menoleh pada kekasihnya, "Teruskan berkata 'lalu', jangan salahkan aku menciummu di sini."

Hazel tersenyum, "Memangnya apa komentar mereka, aku baru kembali ke kamar mereka sudah ribut kalau semua foto dan komentar menghilang bahkan dibekukan."

"Lebih baik kamu tidak perlu mengetahuinya. Bukan aku yang menghilangkannya, mereka bertiga kesal karena nama wanita mereka juga ikut dikomentari jelek."

"Aku yakin, kamu yang membuat mereka melakukannya tanpa mereka sadari jika kamu telah memanfaatkan mereka."

"Salah mereka mau saja dimanfaatkan."

"Kemarin, mereka bertiga memintaku memberimu kepastian dan status. Mereka kuatir kamu kembali terpikat pada mantanmu yang baru kembali itu, karena aku tidak memberimu jawaban."

"Lalu?" tanya Morgan, sebelum Hazel menanggapi dia kembali berkata, "Aku tidak keberatan kamu menciumku di sini."

"Mimpi. Aku katakan pada mereka jawaban apa yang harus kuberikan padamu jika kamu tidak pernah mengungkapkan rasa suka atau cintamu padaku di depan mereka. Aku juga bilang jika kita nyaman dengan situasi dan kondisi sekarang, jadi lebih baik tidak memikirkan lainnya."

"Pintar sekali jawabanmu. Jadi ungkapan cinta  yang bagaimana yang kamu inginkan? Aku akan mempersiapkannya? Menggunakan banner atau memasang iklan?"

"Lakukan hal itu maka kamu tidak perlu lagi menemuiku."

Morgan tertawa pelan, "Karena aku sudah mengungkapkan cintaku padamu, jadi pilihannya adalah tinggal melamarmu, jadi katakan lamaran yang bagaimana yang kamu ingin aku lakukan?"

"Pikirkan sendiri dan kerjakan pekerjaanmu, aku mau menyelesaikan tugasku."

"Katakan dulu, biar aku bisa fokus pada pekerjaanku."

"Lebih baik kamu pikirkan sendiri, karena belum tentu aku menerima lamaranmu."

"Oh, kamu ingin langsung kita menikah? Tidak masalah, nyonya Naomi pasti semakin senang."

"Hentikan sekarang atau aku kembali ke asrama sekarang."

Morgan tersenyum, senyum yang membuat banyak wanita tergila-gila padanya tetapi bisa membuat Hazel menatapnya kesal. Diam-diam dia meraih tangan Hazel, dan berbisik, "Aku sekarang benar-benar ingin menciummu." Sebelum Hazel sadar, tangannya sudah diangkat dan dicium oleh Morgan sebagai ganti tidak bisa mencium bibir kekasihnya.

***

"Akhirnya besok kita libur akhir pekan." kata Feli begitu dosen yang mengajar kelas terakhir mereka hari itu keluar dari ruangan kelas.

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang