Part 10

1.9K 257 25
                                    

Sekarang bagi orang-orang di kampus melihat Morgan dan teman-temannya makan satu meja dengan Hazel dan teman-temannya adalah hal biasa karena hampir setiap kali jika mereka bertemu di kantin, itulah yang terjadi. Sekarang bahkan mereka mengobrol sambil tertawa bersama, bahkan ketika melihat mereka atau terutama Morgan yang ikut dalam kelas Hazel, juga sudah hal biasa. Bagi orang-orang yang melihat, sudah dipastikan jika adik kelas adalah kekasih satu semester dari Morgan Colton.

Tapi apa yang di lihat oleh orang-orang itu tentu saja tidak semuanya dikatakan dengan benar. Hazel memang sudah tidak menolak Morgan dan teman-temannya, apalagi sejak dia membantu mereka. Dari data yang dianalisa waktu itu, Hazel akui jika apa yang dikatakan Wren tentang kemampuan mereka bukan omng kosong, pantas saja mereka bisa menjadikan prof George sebagai pembimbing mereka. tapi secara hubungan mereka hanya sebatas teman dan itu yang belum bisa Morgan terima.

Saat Hazel memberikan apa yang dikatakan sebagai makan malamnya, Morgan langsung bisa menebak jika Hazel telah mengetahui kondisi kesehatannya dan menggunakan dirinya yang ingin berdiet untuk memesankan makanan untuknya. Tidak sulit bagi Morgan menebaknya, karena masalah kotak obat dan pekerjaan daddy dari Hazel. Karena hal itu juga Morgan berpikir apakah perubahan Hazel karena hal itu? membuat dia kembali ragu dengan perasaannya.

"Apa yang membuat kamu malam-malam kemari?" Tanya Julian ketika membuka pintu penthousenya.

Tanpa menjawab Morgan melangkah masuk ke dalam dan duduk di sofa panjang.

Julian melangkah ke dapur mengambil dua botol air mineral dan menyerahkannya satu pada Morgan yang bertanya "Mengapa bukan anggur kegemaranmu?"

"Semua disita oleh mommy dan Gretha. Dan untuk menjaga kesehatan telinga juga jantungku, aku memilih mengikuti perintah dokter. Katakan apa yang membuatmu muram?"

"Apabila seorang wanita yang dulunya ketus dan menjauhimu, tiba-tiba berubah karena tahu kondisi kesehatanmu, menurutmu apa yang dia pikirkan?

"Tidak ada."

"Tidak ada?"

"Ya, tidak ada. Karena pemikiran wanita itu unik, sudah ada dua contoh di keluarga kita, tiga untuk diriku dan aku menyimpulkan jika pemikiran mereka tidak bisa ditebak. Daripada kamu berpikir dan menyimpulkan sendiri, lebih baik temui wanita itu, tanya dan minta jawabannya. Apakah dia calon adik iparku? Mungkin kita bisa menikah di hari yang sama."

"Cukup kita lahir di hari yang sama, tidak untuk pernikahan." Jawaban Morgan membuat Julian tertawa.

"Kamu ragu dengan perasaanmu atau ragu dengan sikapnya? Ceritakan tentang dia, seperti dulu aku bercerita tentang Gretha padamu." tanya Julian lagi setelah melihat adik kembarnya sedang tidak bisa diajak bercanda.

Morgan menceritakan tentang Hazel, bagaimana asal usul dia tertarik pada wanita itu dan akhirnya masuk dalam perasaan yang tidak pernah dia rasakan yang Julian pernah katakan padanya jika itu adalah perasaan cinta. Dia juga menceritakan soal kotak obat dan perubahan Hazel setelah itu, termasuk keraguan yang dia rasakan.

"Untuk apa kamu memikirkan semua itu dan untuk apa kamu merasa ragu, aku bisa merasakan jika kamu menyukainya dan pasti mencintainya, jadi daripada menarik kesimpulan sendiri mengapa kamu tidak mencari tahu?"

"Menurutmu apakah dia menyukaiku?"

Julian mengangguk, " Ya, jika tidak dia tidak akan perhatian dengan makananmu. Dia boleh saja tahu kondisi kesehatanmu tapi jika seperti ceritamu dan dugaanmu, dia secara khusus dan diam-diam memesan makanan untukmu dengan menggunakan dirinya sebagai alasan, maka aku memiliki keyakinan jika dia bukan kasihan padamu karena kondisi kesehatanmu tapi dia peduli dan memikirkan kepentinganmu."

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang