Part 38

1.5K 241 10
                                    

Aku jemput di tempat biasa.

Itu pesan diterima Hazel saat dia masih mengikuti kelasnya, yang baru dia baca setelah kelas berakhir.

Ok.

Balas Hazel sambil mengangkat tasnya dan bersiap kembali ke asrama untuk mengambil barang-barang atau lebih tepatnya buku yang akan dia perlukan. Kamis siang setelah kelasnya berakhir, Hazel akan pergi ke MC Tech untuk menyelesaikan magangnya di sana, sampai hari senin dan selasa pagi Morgan akan mengantarkannya kembali ke kampus. Sudah menjadi kebiasaan Morgan jika dia ada waktu dan kesempatan, hari kamis dia akan menjemput Hazel, jika dia berhalangan Hazel akan naik bus karena dia menolak dijemput supir.

"Sudah dari tadi?" tanya Hazel begitu duduk di samping Morgan di dalam mobil.

"Apakah jika aku jawab Ya, ada kompensasi aku menunggu?" jawab Morgan.

"Tentu saja tidak ada karena salahmu sendiri, sudah tahu jam berapa aku selesai dan jam berapa aku akan pergi, masih datang lebih awal." Jawab Hazel. Morgan tersenyum, sifat ketus tunangannya tetap sama meskipun hubungan mereka semakin dekat.

"Kita makan siang dulu, mau makan apa?"

"Makan di kantin kantor saja, ada pekerjaan yang harus segera kuselesaikan."

"Tidak mau."

"Mengapa?"

"Yang ada aku makan sendiri di sana." Hazel tertawa, dia memang hanya menggoda Morgan.

"Biasanya juga begitu."

"Teruskan menggodaku, kita tidak jadi ke kantor."

"Terus ke mana?"

"Ke penthouse untuk menjadikan kamu makananku."

"Makanan utama atau penutup?"

"Benar juga, sekarang kita pergi makan setelah itu baru ke penthouse untuk menikmati makanan penutup." kata terakhir disebutkan, kuku tajam Hazel sudah menancap di paha Morgan.

"Ya, aku minta maaf karena menggodamu. Putuskan saja mau makan di mana." Kata Hazel memilih mengalah karena Morgan bisa berlaku nekad jika dia terus menggodanya.

Saat makan siang Morgan menceritakan informasi terbaru yang dia dapatkan mengenai Stalin yang menyelidiki orang yang merekam dan membocorkan masalah kasus itu.

"Apakah dia tahu dia telah dijebak Vania dan mencari bukti?"

"Melihat dari sifatnya selama ini, ada yang mempengaruhi dan membuatnya memutuskan untuk menyelidiki masalah itu."

"Quin?"

"Aku tebak juga begitu. Quin pasti mengambil kesempatan ini untuk menjatuhkan Vania atau mungkin mempermalukannya jika sampai Stalin memutus pertunangan mereka."

"Mengapa aku berpikir Quin tidak ingin Vania mendapatkan perhatianmu karena perbuatannya yang memang ditujukan untuk menarik perhatianmu padanya?"

"Aku tahu pertanyaanmu sama sekali bukan karena kamu cemburu, namun apakah tidak bisa sedikit saja kamu cemburu pada mereka?"

"Cemburu pada semua wanita yang tertarik dan menggodamu bukankah akan sangat melelahkan? Membuang waktuku, seperti aku kekurangan pekerjaan saja."

Morgan tertawa, "Benar juga, lebih baik kamu cepat selesaikan kuliahmu, menikah, mengandung, dan melahirkan untukku, itu lebih berguna dan bermanfaat."

Hazel hanya bisa menghembuskan nafas kesal diiringi tawa Morgan.

***

Betapa kesalnya Stalin, dia baru menerima laporan penyelidik yang dimintanya untuk menyelidiki masalahnya. Nama Vania dan bukti Vania membayar juga menyerahkan rekaman itu ke media dilaporkan oleh penyidiknya membuat Stalin merasa tertipu. Dia tahu pertunangannya dengan Vania hanya sebagai status dan untuk keuntungan pribadi karena dari awal mereka sama-sama tidak ingin terikat, namun perlakukan Vania dengan mengorbankannya membuat dia tidak bisa menerima hal itu. Ditambah lagi Quin merasa dia telah dimanfaatkan, Vania demi mendapat perhatian Morgan Colton, telah tega melakukan hal sekotor itu. Orangtuanya marah padanya, padahal harusnya mereka marah pada Vania dan Olsen yang menyebabkan kekalahan mereka juga mempermalukan mereka di depan relasi mereka sehingga mereka banyak menderita kerugian sedangkan pihak Olsen sama sekali tidak merasa bersalah.

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang