Part 3

1.9K 258 24
                                    

"Dia?" ulang Ian.

"Kalian mengenalnya?" tanya Morgan.

"Dia mahasiswi terbaik diangkatannya dan mungkin juga terbaik di jurusannya." kata Rex.

"Dia di rumorkan berpacaran dengan Wren, dosen jurusan marketing." Kata Neo.

"Dirumorkan?" ulang Morgan.

"Ya, tapi waktu foto yang membuat mereka di rumorkan diambil, aku ada di dekat sana. Menurutku mereka lebih seperti saudara bukan berpacaran." Kata Hugo.

"Bagaimana sikap dia dengan rumor itu?" tanya Morgan semakin penasaran.

"Diabaikan." Jawab Neo.

"Diabaikan?" ulang Morgan, merasa aneh karena dia tahu siapa Wren, salah satu dosen tampan di NYU, ditambah lagi sikapnya yang baik sehingga banyak mahasiswi yang menyukainya.

"Ya. Tidak ada bantahan atau perlawanan dari dirinya atau Wren, mereka seperti membiarkannya dan akhirnya rumor itu mereda sendiri, hanya sesekali dibahas, apabila ada yang melihat mereka bersama." Kata Hugo.

"Tenang saja bos, kurasa mereka tidak berpacaran dan itu hanya rumor dari para wanita yang iri tidak mendapat perlakukan sama dengan wanita yang bernama Hazel ini." kata Rex.

"Memangnya apa urusannya sama bos, mereka berpacaran atau tidak?" tanya Neo.

"Benar juga, kalau bos sudah memutuskan untuk mengejarnya tidak ada urusan dengan rumor ataupun hubungan mereka." kata Ian.

Morgan memandang foto yang tampil di layar monitornya, "Semakin menarik." Dia kembali mengetik dengan cepat, "Dia dari fakultas computer juga?"

"Ya, beda jurusan." Jawab Hugo.

"Semakin menarik, seberapa banyak kalian memiliki informasi tentang dia?" tanya Morgan.

Keempat temannya saling berpandangan sebelum Ian menjawab, "Seperti yang tadi kami katakan."

"Dia bukan tipe yang menarik perhatian, dan sosialisasinya juga terbatas dengan teman-teman sekamarnya." Kata Rex.

"Asramanya di gedung nomor 2." Kata Neo.

Semua mata memandang Neo, "Darimana kamu tahu gedung asramanya? Jangan bilang kamu menyukainya?"

Noe tertawa, "Bukan dia tapi salah satu teman sekamarnya, dan tadi aku lihat dia juga sudah mendaftar."

"Kelihatannya kamu harus kecewa karena perubahan rencana bos ini, artinya kita juga tidak memiliki kesempatan untuk mendapatkan kekasih, padahal ini tahun terakhir kita di sini." Kata Rex.

"Kurasa kita tidak perlu membatalkan tradisi kita, biar kalian juga punya kesempatan. Tapi kalian harus menambahkan persyaratan jika status mereka hanya anggota karena semester ini aku akan memilih sendiri kekasih satu semesterku. atau kalian mau mengatur ulang, aku tidak masalah."

"Kamu benar-benar baik hati bos, hanya saja apakah mereka mau menjadi anggota jika tidak ada kesempatan untuk menjadi kekasihmu?" kata Rex.

"Ingat kelompok ini harus dilanjutkan oleh penerus kita, selama ini mereka mendapatkan kemudahan dari rencana kalian jadi sudah saatnya mereka harus berusaha dan bukankah setahun yang lalu mereka berhasil mengumpulkan anggota tanpa harus menjalankan rencana kalian?"

"Kami tidak meragukan kemampuan mereka, maksudnya tadi adalah anggota calon kekasih kita." Jawab Rex mengundang tawa keempat temannya.

"Salahnya kita mengapa berteman dengan bos, membuat ketampanan kita langsung pudar." Kata Ian membuat mereka kembali tertawa, namun tawa mereka terhenti ketika mereka menyadari sesuatu.

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang