Part 29

1.5K 235 34
                                    

Hazel yang masih memiliki mata kuliah tentu saja hampir setiap hari selama dua minggu ada jadwal ujian, sedangkan Morgan yang memang hanya kurang lima mata kuliah selesai lebih awal. Hari itu ujian terakhir Morgan , dia langsung mencari Hazel di perpustakaan karena ada yang harus dia sampaikan pada tunangannya itu.

Seperti biasa, Morgan paling suka memengang dan membelai puncak kepala Hazel.

Dia melakukannya sebelum duduk disamping wanita kesayangannya yang sedang menoleh padanya.

"Sudah selesai?" tanyanya.

Morgan mengangguk, "Tinggal tunggu nilai dan upacara kelulusan."

"Akhirnya selesai juga dan semua keinginanmu terpenuhi."

"Tentu saja pasti akan selesai, bukan hanya keinginanku merasakan kuliah secara normal yang tercapai tapi aku juga mendapat bonus tambahan."

"Bonus tambahan?" tanya Hazel. Morgan hanya menjawab dengan kedipan mata, tentu saja Hazel paham yang dimaksud.

"Nanti malam aku pergi ke Washington." Kata Morgan.

"Urusan pekerjaan?" tanya Hazel.

Morgan mengangguk, "Mungkin beberapa hari ke depan aku tidak bisa menghubungimu, tapi usahakan untuk tetap rutin mengirim pesan padaku."

"Untuk apa? jika kamu juga tidak bisa membacanya?"

"Akan kubaca begitu aku bisa menggunakan telepon genggamku, setidaknya membaca pesanmu membuat aku tahu kamu merindukanku."

Hazel menatap Morgan heran, meletakkan tangan di kening pria itu, "Tidak demam."

Morgan merengut, "Ya, aku yang pasti merindukanmu. Jika dulu pergi ke sana dan telepon tidak aktif aku tidak masalah, kali ini entah mengapa aku merasa sangat berat."

Hazel tersenyum, dia tadi hanya mengusili kekasihnya yang memutar kata, "Jangan lupa biaya yang mereka bayarkan bisa untuk menambah biaya pernikahan kita."

Morgan tertawa pelan, "Sudah tertular sifat matrelialistis mommy?"

"Itu bukan matrelialistis, tapi menghargai kerja kerasmu. Berapa lama?"

"Minimal satu minggu dan jika ingin mencariku karena kondisi khusus, kamu bisa menghubungi Seth. Dia tahu bagaimana mencariku di sana."

"Baguslah, setidaknya aku bisa belajar dan ujian dengan tenang." Morgan semakin merengut kesal, tangannya langsung mengacak rambut Hazel yang ganti merengut padanya.

Hazel merapikan rambutnya, "Apakah ada masalah berat di sana?"

"Bisa dikatakan begitu, ada masalah dan timku di sana belum bisa menyelesaikannya."

"Lalu bos mereka yang harus turun tangan sendiri? Kelihatannya bonus mereka akan dipotong."

Morgan tersenyum, "Bonus mereka pasti akan dipotong tapi bukan karena tidak bisa menyelesaikan masalah di sana."

"Lalu karena apa?"

"Karena membuat bos mereka harus berpisah dan tidak bisa menghubungi calon istrinya."

Hazel tertawa pelan, "Kelihatannya magang di MC Tech benar-benar harus di coret dari daftarku."

"Mengapa?"

"Dengan alasan itu kamu memotong gaji mereka, menurutmu apakah aku bisa menjalani magangku dengan baik?"

"Tentu saja, mereka harus menurut pada perintahmu dan tidak boleh membuatmu lelah jika tidak ingin bonus mereka di potong."

Hazel memukul lengan Morgan, "Tega sekali."

"Tenang saja hanya padamu aku tidak akan tega."

"Daripada kamu melempar rayuanmu di sini, mengapa kamu tidak mempersiapkan keberangkatanmu?"

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang