Part 52

1.5K 247 8
                                    

Morgan membuka lemari untuk mencari busa cukurnya kemasan baru, yang lama baru saja habis ketika matanya melihat pada stock pembalut istrinya. Otaknya sedang mencerna ketika pintu kamar mandi terbuka dan wanita yang sedang dia pikirkan menerjang masuk dan langsung memeluk dirinya.

"Ada apa?" tanya Morgan dengan heran, tidak biasanya istrinya bertingkah begitu.

"Coba tebak." Kata Hazel dengan wajah bahagia.

Morgan menunduk mencium ringan bibir penuh senyum istrinya, "Tunjukkan hasil dua garisnya." Kata Morgan yang membuat senyum itu hilang dan tatapannya penuh tanya.

"Darimana kamu mengetahuinya?" tanya Hazel, kejutannya gagal, dia penasaran dari mana suaminya mengetahui jika dia baru selesai menggunakan alat test kehamilan.

Morgan tersenyum, menunjuk lemari yang masih terbuka, "Aku baru saja melihat pembalutmu masih tetap diposisi itu sejak kita menikah. Aku baru berpikir kemungkinan kamu hamil ketika kamu datang memelukku."

Hazel tersenyum, "Tadi malam saat di lift aku mendengar pembicaraan seseorang dengan temannya soal tamu bulanannya yang terlambat, membuatku teringat jika aku belum kedatangan tamu bulananku, jadi tadi malam aku mampir ke apotek untuk membeli alat test."

"Lalu hasilnya?" Morgan mengulurkan tangan, menunggu Hazel menyerahkan alat test yang sudah menunjukkan hasil dua garis yang membahagiakan.

Hazel merogoh kantong piyamanya dan mengeluarkan tiga test pack berbeda bentuk dan meletakkannya di atas tangan Morgan yang terulur.

Morgan melihat alat itu, tersenyum sebelum memeluk Hazel, "Terima kasih sayang."

Morgan mencium puncak kepala Hazel sebelum melonggarkan pelukannya, "Kita ke dokter?"

Hazel tersenyum, "Harus buat janji dulu sayang."

"Aku akan menelepon Julian untuk membantu membuat janji dengan dokter kandungan.."

"Aku sudah memiliki nomornya, tunggu sampai kantor nanti aku akan menelepon untuk membuat janji." Kata Hazel, dia bahagia dan dia juga tahu Morgan sama bahagianya dengan dirinya.

"Kamu ke kantor?" tanya Morgan.

"Jangan katakan karena aku hamil, aku tidak boleh ke kantor?"

"Bukan itu maksudku. Aku hanya kuatir, kita belum mengetahui kondisinya, bagaimana jika karena kamu kelelahan?" Morgan mengelus perut Hazel yang masih rata.

"Jika kamu kuatir aku kelelahan kelihatannya mulai malam ini lebih baik kita tidur terpisah." Hazel melepas rangkulan satu tangan Morgan di pinggangnya, berbalik kembali untuk turun melanjutkan menyiapkan sarapan yang tadi terputus karena Hazel harus kembali ke toilet di lantai bawah untuk melihat hasil test pack yang ada di sana, sebelum dia naik mencari Morgan.

Morgan diam, kelihatannya kebahagiaan karena kehamilan Hazel membuat otaknya sedikit lambat mencerna perkataan Hazel, karena dia baru mengerti setelah Hazel menutup pintu kamar.

"Pintar sekali dia memberi jawaban." Kata Morgan lebih kepada dirinya sendiri. dia melanjutkan apa yang tertuda sebelum turun menyusul istrinya.

***

Untung saja Hazel bisa mendapat janji dengan dokter siang itu, jika tidak Morgan pasti akan mencari cara sendiri untuk segera membawa istrinya ke dokter kandungan.

"Apakah anda berdua sedang bertengkar?" tanya Seth ketika dia masuk menghadap.

"Mengapa bertanya begitu?"

"Karena dia meminta saya menyampaikan pesan jika dia telah berhasil membuat janji nanti jam 2 siang, jika anda ingin ikut dipersilahkan jika tidak dia akan pergi sendiri."

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang