Part 13

1.7K 267 16
                                    

"Kita mau kemana?" tanya Hazel ketika mereka sudah di dalam lift dan Morgan menekan tombol lantai teratas dari hotel itu.

"Membawamu ke kamar honeymoon kita." Jawab Morgan sambil tersenyum.

"Jangan berkhayal terlalu tinggi, jatuhnya sakit." jawab Hazel.

Morgan tertawa, "Bukan berkhayal tapi berharap kamu langsung setuju."

Hazel tertawa, "Setuju apa?"

Morgan tidak menjawab, menarik Hazel keluar dari lift dan melangkah menuju pintu kaca yang ada di sana.

"Memangnya tidak ada larangan untuk naik kemari?"

"Ada, hanya yang berkepentingan yang boleh berada di sini dan aku memiliki kepentingan itu."

"Bagaimana caranya kamu bisa mendapat ijin naik kemari dan kapan kamu mempersiapkannya?"

"Untuk bisa berduaan denganmu, tentu saja aku akan melakukan segala cara."

Mereka tiba di tengah landasan helicopter, Hazel menatap langit yang dipenuhi bintang, berada ditempat tinggi rasanya dia bisa mengapai bintang-bintang itu.

Hazel terkejut ketika kedua tangan Morgan melingkari pinggangnya dari belakang, "Aku ingin bintang-bintang itu iri denganmu."

"Mengapa?"

"Karena kamu bintang yang paling terang di mataku."

Hazel tertawa, Morgan selalu suka melempar rayuan picisannya.

"Aku bukan melempar rayuanku tapi aku mengungkapan isi hatiku dengan bintang-bintang itu menjadi saksinya."

Hazel meraih tangan Morgan, melepasnya dan berbalik menghadap Morgan. "Aku ingin membuktikan apa yang tadi kamu katakan."

Morgan tersenyum, mendekatkan wajahnya pada wajah Hazel, "Lebih dekat akan semakin jelas."

Hazel tersenyum dan Morgan tidak lagi bisa menahan dirinya, dia menunduk dan mencium lembut bibir Hazel, bukan ciuman penuh napsu tetapi benar-benar ciuman lembut yang membuat Hazel merasa terbang ke langit yang dipenuhi oleh bintang-bintang.

Morgan melepaskan ciumannya, "Aku mencintaimu."

Hazel tersenyum dengan pipi merona, "Aku juga mencintaimu."

Morgan mencium kening Hazel, "Ini adalah cinta pertama dan terakhirku, aku persembahan untukmu, hanya untukmu."

Hazel benar-benar terharu, sekaligus malu, dia menyembunyikan kepalanya di dada Morgan yang dengan lembut membelai kepalanya.

"Hazel, apakah kamu mau menjaga cinta dan hatiku?"

Hazel melepas pelukannya, "Apakah aku mampu untuk menjaganya?"

"Aku percaya kamu bisa menjaganya dengan baik, dan maukah kamu juga memberikan cinta dan hatimu untuk kujaga?"

Hazel mengangguk, "Kamu akan menjaganya juga?"

"Tentu saja, tapi kamu harus membantuku."

"Membantumu?"

"Aku tahu selama ini kamu mandiri dan tidak ingin bergantung dengan orang lain, tapi aku tidak ingin menjadi orang lain. Aku ingin menjadi bagian dirimu, tempat kamu bergantung dan andalkan. Berbagilah denganku, suka atau dukamu, senang atau sedihmu karena aku ingin membagi hal yang sama untukmu."

Hazel menatap kedalaman mata Morgan, dia tidak menyangka jika Morgan begitu serius dengan perasaannya, walau dia juga tidak ingin hubungan mereka hanya untuk bersenang-senang atau kepuasan mereka.

Tatapan penuh harap dan tulus dari Morgan membuat Hazel mengangguk, "Ajari aku untuk berbagi denganmu."

Morgan tersenyum, "Kita akan sama-sama belajar."

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang