Part 46

1.5K 239 16
                                    

Vania tersenyum, dia sedang sakit tetapi dia senang, karena dengan musibah yang dia alami, dia bisa kembali ke New York. Ditambah lagi orangtuanya semakin sayang dan membelanya, dia memang baru mengenal teman yang membawanya ke club, diperkenalkan dengan beberapa pria di sana, dia mengatakan dengan jujur jika dia tidak tahu telah diberi obat karena terlalu asyik, tetapi dia ingat ketika dia mulai pusing, mereka pergi meninggalkannya sampai dia tidak sadarkan diri dan terbangun di rumah sakit.

Dia mendengar jika daddynya meminta Fergus menyelidiki orang-orang yang mencelakainya, dia tidak mengurus hal itu. Sekarang dia telah kembali dan waktunya dia memberi pelajaran untuk Quin dan Hazel yang telah mengacaukan hidupnya.

Dia menghubungi beberapa teman yang masih di kampus, dia tidak menghubungi Oriana karena tahu jika Oriana pasti akan memberitahukan pada Quin. Dari mereka dia mendapat kabar jika Quin dikeluarkan dari kampus, orangtuanya marah padanya, untung tunangannya dan keluarga dari tunangannya terus mendukungnya, dan kabar terakhir Quin sering menemani Stalin pergi mengurus pekerjaannya.

Salah satu alasan Vania menerima ajakan teman yang baru dikenalnya di media sosial adalah karena dia membaca berita tentang persiapan pernikahan Morgan Colton dan Hazel Brooks. Dia marah dan kesal karena itu dia butuh pelampiasan, oleh sebab itu dia langsung menyetujui ajakan untuk pergi ke club, dia berpikir untuk menghilangkan kekesalannya, tidak menyangka jika dia akan mendapat musibah di sana, musibah yang ternyata bisa membuat dia bisa kembali pulang ke rumah orangtuanya.

Dia turun dari lantai atas rumahnya untuk mengambil minum ketika mendengar pembicaraan mommynya dengan daddynya lewat telepon.

"Siapa?"

"....."

"Itu baru dugaan daddy, apakah Fergus belum berhasil mendapatkan siapa pelakunya?"

"...."

"Baiklah, tapi daddy juga jangan terlalu memikirkannya, jaga kesehatan daddy."

"Siapa pelakunya mom?" tanya Vania.

"Apakah kamu bosan di kamar?" tanya Tina.

"Aku haus mom. Daddy menduga siapa pelakunya mom?" jawab dan tanya Vania lagi.

"Daddymu menduga ini adalah perbuatan Baron Ward, tapi itu hanya dugaan daddy. kita tunggu penyelidikan Fergus."

"Baron Ward? Apakah mereka masih memusuhi daddy?"

"Ya, makanya daddy marah karena jika benar mereka yang melakukannya, artinya mereka sudah keterlaluan, mengapa harus membunuhmu, padahal daddy sudah membayar kerugian sesuai putusan pengadilan."

Vania diam, dia sedang berpikir kemungkinan lainnya tetapi rasanya tidak mungkin. Dia tahu Quin dikeluarkan karena ketahuan menggunakan tubuhnya untuk mendapatkan nilai dan kelulusan, tetapi dia merasa tidak ikut campur dalam hal itu, jika Quin terlibat karena ingin membalas dendam dia semakin merasa tidak mungkin. Dia sama sekali tidak terlibat dalam kasus Quin dikeluarkan dari pihak kampus, mengapa harus membalasnya? Apalagi jika ternyata pembalasannya akan membuat dia kembali dan memberi kesempatan dia untuk membalas dendam pada Quin.

Vania menggelengkan kepalanya membuat Tina bertanya, "Ada apa? kepalamu pusing lagi? mommy bilang juga apa, istirahat saja di kamarmu, panggil mommy atau pelayan jika menginginkan sesuatu."

Vania tersenyum, "Terima kasih mom." Tina memapah putrinya untuk kembali ke kamarnya, meminta pelayan untuk mengambilkan minuman untuk Vania dan diantar ke kamar putrinya.

***

"Apakah mereka tidak memiliki otak?" tanya Neo.

"Apakah mereka tahu fungsi otak?" tanya Ian.

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang