Part 2

2K 260 26
                                    

Aku ada di parkiran, jika 10 menit setelah pesan ini terbaca kamu tidak muncul, maka aku akan pergi mencarimu.

Morgan yang baru selesai mengikuti perkuliahannya, dan mengabaikan getaran telepon yang sejak 10 menit lalu bergetar langsung berkata pada sahabatnya, "Aku pergi dulu, kalian lanjutkan saja rencana kalian."

"Kamu mau ke mana?" tanya Ian.

"Menyelamatkan masa depanku." teriak Morgan yang sudah berlari menjauh.

"Mau kemana dia?" tanya Rex pada Ian.

"Kamu tidak dengar, dia bilang dia pergi menyelamatkan masa depannya." Jawab Ian.

"Lalu bagaimana dengan seleksinya?" tanya Neo.

"Dia menyuruh kita melanjutkan rencana kita." Jawaban Ian membuat mereka berempat saling berpandangan lalu bersorak.

Tidak ada Morgan artinya mereka yang akan menjadi pemeran utama di hadapan para wanita yang melamar menjadi kekasih satu semester Morgan.

"Ayo, jangan membuat mereka menunggu terlalu lama." Ajak Hugo.

Hugo, Ian, Rex dan Neo adalah sahabat-sahabat Morgan, atau bisa dikatakan mereka berempat adalah pengikut setia Morgan dan juga biang kekacauan.

Morgan memasuki halaman parkir menoleh ke kanan dan kiri sampai menemukan apa yang dia cari. Tanpa merasa perlu mengetuk, dia membuka pintu mobil dan masuk ke dalamnya.

"Mengapa kembali ke asrama tidak bilang-bilang?"

Morgan menoleh pada wanita yang duduk di sebelahnya, "Apakah aku harus memasang pengumuman di semua papan iklan untuk mengumumkan kepulanganku ke asrama?"

Wanita itu langsung merengut kesal, "Senang sekali membuat aku kesal, apakah kamu tidak tahu, aku sangat kuatir padamu?"

"Bukankah memang tugasku membuatmu kesal? Apakah suami dan putramu tahu kamu kemari dan menyetir sendiri?"

"Tentu saja tidak, jika mereka tahu mana mungkin mereka mengijinkannya. Sayang sekali tadi kamu sampai satu menit sebelum batas waktu, jika tidak aku pasti sudah membuat para wanita di sini menangis karena patah hati."

Morgan menggelengkan kepala, dia heran bagaimana suami wanita yang duduk di sebelahnya ini bisa bertahan menjalani kehidupan pernikahan mereka dengan sifat dan kebiasaan semaunya dari wanita ini.

"Mereka menangis karena patah hati dan kamu akan menangisi diriku yang dibunuh oleh suamimu." Kata Morgan dengan kesal.

Wanita itu tertawa, berbalik dan mengambil satu tas kertas besar dari belakang, menyerahkan pada Morgan, "Sebenarnya aku mencarimu untuk memberikan ini."

"Apa ini?"

"Vitamin untuk menambah vitalitasmu."

"Bukankah suamimu lebih membutuhkannya?"

"Dia tidak memerlukannya, tanpa vitamin itu dia sudah bisa membuatku puas berkali-kali."

Morgan tertawa, "Aku akan menyampaikan pada suamimu, jika nanti dia memberimu hadiah jangan lupa membaginya denganku."

"Enak saja, giliran hadiah apalagi uang kamu minta bagian. Sudah sana kamu turun, aku mau pergi mencari suamiku saja, tiba-tiba aku ingin dipuaskan olehnya."

"Yakin tidak mau kupuaskan?"

"Aku masih menyayangi nyawamu."

Morgan tertawa, dia memeluk wanita itu, "Hati-hati, sampai di pelukan suamimu beri kabar padaku."

"Ya, jangan lupa minum vitaminnya."

Morgan mengangguk, menyetuhkan pipinya pada kedua belah pipi wanita itu sebelum turun.

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang