Part 30

1.7K 238 20
                                    

Morgan menunggu Hazel di depan asramanya, melihat tunangannya berjalan santai dengan kebiasaannya, mengabaikan sekeliling dan fokus pada buku yang sedang dibacanya membuat Morgan tersenyum dan dengan sengaja menghalangi jalan.

Langkah Hazel terganggu dengan seorang yang berdiri menghalangi jalannya, tanpa mengangkat kepala Hazel melangkah kesamping, dan pria itu juga melangkah ke samping. Dengan kesal Hazel mengangkat kepala, raut wajahnya jelas menunjukan dia terkejut melihat siapa pria yang menghalangi jalannya.

"Mengapa aku selalu kalah dengan buku?"

Hazel tersenyum setelah rasa terkejutnya hilang, "Kapan kembali? Mengapa tidak memberi kabar?"

"Apakah jika aku memberi kabar kamu akan menjemputku di bandara?"

Hazel menggeleng, "Tentu saja tidak, aku masih harus mengikuti ujian terakhirku semester ini hari ini."

"Sudah kuduga itu akan menjadi jawabanmu karena itu aku tidak memberi kabar padamu, memilih menunggumu di sini."

"Dan tentu kamu sudah mengatur rencana selanjutnya. Mau menculikku?"

"Tepat sekali dan kurasa melihat tatapanmu tadi saat melihatku, kurasa tidak perlu aku menculikmu karena kamu akan mengikutiku tanpa perlu aku menculikmu."

Hazel tertawa, "Aku menyimpan barang-barangku dulu, kamu mau tetap menunggu di sini supaya memberi mereka kesempatan untuk mengagumi dan merayumu atau kamu menunggu aku di mobil?"

Morgan tertawa, "Daripada aku membuatmu kesal dan cemburu dengan berdiri di sini supaya bisa berjalan bersamamu, aku memilih menunggumu di mobil saja. Tempat parkir biasa, jangan lebih dari 10 menit."

"15 menit." Kata Hazel sambil berlari kecil diiringi tawa Morgan.

Tidak sampai 15 menit Hazel sudah mendudukan dirinya di samping Morgan. Pria itu melihatnya sambil tersenyum, kelelahan dan sakit kepalanya karena masalah pekerjaan menghilang saat tadi dia melihat senyum tunangannya.

Morgan mengacak rambut Hazel, "Begitu merindukanku sampai berlari kemari?"

"Nanti kamu kesal jika aku berjalan santai sambil membaca buku." Jawab Hazel sambil merapikan rambutnya.

Morgan merapikan helaian rambut Hazel yang menempel di pipi putihnya, "Aku benar-benar merindukanmu." Katanya membuat Hazel mengganti raut wajah kesalnya karena Morgan membuat rambutnya berantakan menjadi raut wajah dengan senyum manisnya, "Aku juga merindukanmu."

Mendengar kalimat itu diucapkan oleh Hazel, Morgan tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menarik tengkuk calon istrinya dan melumat bibir yang sedang tersenyum itu.

Sambutan yang diberikan Hazel tentu membuat Morgan semakin memperdalam ciumannya, apalagi tangan Hazel sudah mengalungi lehernya.

Morgan memindahkan ciumannya sekaligus untuk mengambil napas pada pipi dan bergerak ke leher putih jenjang milik Hazel, tanpa ragu memberi jejak di sana sebelum mengakhiri ciumannya sambil tersenyum melihat jejak yang baru dia tinggalkan.

Hazel tidak sadar dengan apa yang telah dilakukan Morgan, dia baru mengetahuinya ketika dia tiba di rumah Naomi dan wanita itu menggoda putranya.

"Cieehhhh....yang kangen sampai lupa diri."

"Tenang saja, belum sampai pada tahap memberimu cucu."

"Bilang saja kamu pamer dengan memberi tanda pada Hazel."

"Ajaran siapa?"

Naomi tertawa, "Tentu saja ajaran daddymu." Kata Naomi yang baru menyadari jika Hazel kelihatannya tidak menyadari perbuatan putranya.

Hello My LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang