Seperti yang sudah Gendra duga, Papanya menyuruh dirinya untuk menemuinya. Dan siang ini, Gendra sudah berada di rumah Papanya beberapa menit yang lalu. Ia duduk di sofa sembari menunggu Papanya keluar dari ruangan kerjanya.
Tak lama, seorang pria paruh baya keluar dari salah satu ruangan di lantai satu. Lalu menghampiri putranya yang sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Papa ngapain nyuruh Gendra ke sini?" tanya Gendra, langsung to the point.
"Kamu juga pasti udah tau jawabannya."
Ah, bodoh sekali. Mengapa dirinya malah menanyakan pertanyaan yang sudah jelas-jelas ia tahu jawabannya?
Pria itu duduk di sofa-berseberangan dengan putranya. Tatapannya tertuju pada putranya. Mungkin bagi orang-orang di luaran sana, wajah Gendra terlihat sangat menyeramkan, tetapi tidak bagi Argas-Papanya Gendra.
"Apa bener tadi malam ada musuh yang menyusup di rumah kamu?" tanya Argas pada putranya.
"Iya," jawab Gendra, singkat.
"Dan kamu lalai menjaga istrimu dari musuhmu itu, sampe bikin istrimu terluka?"
Gendra menatap Argas tajam. "Nggak penting juga Gendra jagain."
Argas menggeram kesal, tetapi dengan sebisa mungkin ia menahan kekesalannya. "Dia istrimu, udah sepantasnya kamu menjaga dia dengan baik."
Gendra berdecih pelan. "Istri dalam perjodohan itu nggak akan pernah Gendra anggap."
Argas menahan rasa kesalnya. Jika sudah bertemu dengan putranya ini, maka ia akan terus di buat darah tinggi. "Permintaan Papa cuma satu, jaga istrimu sebaik mungkin, jangan sakiti dia. Papa nggak mau kejadian beberapa tahun lalu terulang lagi."
"Papa nggak mau melihat diri Papa yang dulu itu muncul kembali, tapi sebagai kamu. Papa selalu nyakitin Mama kamu, sampe Papa nggak sengaja ngebunuh Mama kamu sendiri. Papa nggak mau itu terulang lagi."
Gendra mengalihkan pandangannya ke arah lain, ia sangat muak jika topik pembicaraannya sudah seperti ini.
Dulu waktu Gendra masih berumur 5 tahun, ia dapat melihat Argas yang selalu menyakiti Mamanya secara fisik. Hingga pada suatu hari, Argas tidak sengaja melakukan kesalahan besar yang membuat Mamanya kehilangan nyawanya. Saat itulah Argas benar-benar sangat menyesal dengan perbuatannya sendiri.
Dan entah mengapa sekarang sifat Argas jadi turun-menurun pada Gendra.
"Papa nggak mau kamu menyesal seperti Papa."
Tanpa berkata apapun lagi, Gendra beranjak dari tempat duduknya dan segera pergi meninggalkan rumah megah milik Argas. Ia tidak mau lagi berlama-lama mengenang masa lalunya.
Langkahnya terhenti ketika ia merasakan ponselnya berdering. Gendra segera merogoh ponselnya dan menerima telepon masuk dari Daniel. "Kenapa?"
"Istri lo di culik."
Tut!
Gendra langsung mematikan teleponnya sepihak. "Shit! bangsat banget jadi istri, selalu nyusahin gue!"
☠️
Gendra menghentikan motornya saat dirinya sudah sampai di depan basecamp The Tiger. Kemudian, ia segera masuk ke dalam menemui teman-temannya. "Gimana?"
"Dari hasil pelacakan gue, posisi musuh yang udah nyulik istri lo ada hutan," jawab Malvyn.
"Gue juga udah nyuruh beberapa anak buah buat segera cari keberadaannya," timpal Heafen.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTHA [END]
Romance‼️NO PLAGIAT‼️ ⚠️JANGAN LATAH, JANGAN MEMBAWA-BAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA INI, DAN JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA ORANG LAIN, KARENA CERITA INI MURNI DARI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI⚠️ HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN CARA BERIKAN VOTE & KOMEN Y...