GENTHA | Penyelidikan

15.5K 1.2K 905
                                    

Gendra tidak langsung pulang ke rumahnya, melainkan pergi ke rumah sakit untuk mengecek Arion setelah mendapatkan kabar bahwa Arion telah meninggal akibat kasus pembunuhan.

Penampilan Gendra juga masih sama seperti semalam, bajunya yang basah akibat hujan-hujanan, namun kini sudah mulai mengering. Rambutnya juga berantakan, namun masih tetap terlihat tampan. Bahkan, Gendra terlihat lebih tampan jika rambutnya berantakan.

Gendra memasuki rumah sakit setelah memarkirkan motornya di parkiran rumah sakit. Ia berjalan menuju ruang IGD yang sedang dalam penyelidikan. Gendra dapat melihat para detektif dan teman-temannya di depan sana.

"Lo ke mana aja, Gen? tadi malem Thara nyariin lo," ucap Daniel saat Gendra sudah berada di hadapannya.

"Siapa pelakunya?" tanya Gendra, tak menghiraukan ucapan Daniel, seakan-akan kasus Arion lebih penting daripada kekhawatiran istrinya.

"Ayo masuk," ujar Chitto, lalu memasuki ruangan IGD, di ikuti oleh temannya yang lain.

Di dalam ruangan, terdapat mayat Arion yang masih berada di atas hospital bed.

Daniel yang melihat kondisi tubuh Arion, langsung membuatnya bergidik ngeri. Sungguh sangat sadis orang yang sudah membunuh Arion hingga membuat daging-daging tubuh Arion keluar.

"Robekan mulut Arion, sama kayak Nathalie. Berarti pembunuh mereka adalah pembunuh yang sama. Bedanya, sekarang dia pake pisau, bukan cutter," papar Malvyn setelah mengamati robekan mulut Arion.

"Kalian udah cek semua cctv rumah sakit?" tanya Gendra, menatap satu-persatu temannya.

"Ini pembunuhan berencana, jadi udah bisa di pastiin kalo dia udah matiin semua kamera cctv di rumah sakit ini, biar nggak ada yang bisa nemuin buktinya," balas Chitto.

Anggota inti The Tiger tadi sudah mengecek ruangan cctv, namun sialnya semua cctv di rumah sakit itu sengaja di matikan.

Ruangan IGD itu tengah di selidiki oleh para detektif. Arion juga masih terbaring di atas hospital bed. Darah yang berceceran di lantai, sudah mulai mengering.

Gendra berpikir sejenak. "Mungkin nggak, kalo pembunuhnya itu cewek?"

"Kok lo bisa ngomong gitu?" tanya Heafen.

Sejujurnya, Gendra juga tidak tahu mengapa ia tiba-tiba bisa berpikir bahwa pembunuhnya adalah seorang perempuan.

"Kepikiran aja," jawab Gendra.

Malvyn tak sengaja melirik ke samping, di sampingnya ada sebuah baju hitam, serta sebuah topeng. Malvyn pun segera mengambilnya, ia mengamatinya dengan teliti.

"Dia ninggalin ini," Malvyn memperlihatkan baju dan topeng tersebut. "Pasti ini punya si pembunuh itu."

"Tapi kenapa sengaja di tinggalin?" tanya Daniel, heran.

"Tunggu," Gendra mengambil baju hitam yang berada di tangan Malvyn, kemudian mengendus-endus aroma dari baju itu. "Wangi parfum cewek."

Sepertinya, Gendra pernah mencium parfum yang sama. Tetapi ia tidak ingat siapa yang pernah memakai parfum yang wanginya persis seperti yang ada di baju pembunuh tersebut.

"Berarti dugaan lo bener, pembunuhnya cewek," ucap Chitto, menyimpulkan.

Daniel mengambil alih baju itu, ia ikut mengendus-endus juga, untuk membuktikan ucapan Gendra. Dan ternyata memang benar, Daniel mencium bau parfum seorang perempuan.

"Bener, kayak parfum cewek."

"Kalo dia udah bikin rencana buat ngebunuh Arion, kenapa dia sengaja ninggalin baju sama topeng ini?" tanya Bastian yang masih bingung.

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang