Gendra melajukan motornya dengan kecepatan tinggi menuju bandara. Pikirannya kini sangat kacau, dalam hatinya terus merapalkan doa agar Thara baik-baik saja.
Gendra mencoba untuk fokus melihat jalanan di depannya meskipun pikirannya sedang melayang entah kemana.
Jarak ke bandara masih lumayan jauh, terpaksa Gendra harus menaikkan kelajuan motornya dan menyalip kendaraan lainnya agar bisa cepat sampai di tempat tujuan.
Beberapa kendaraan mengklakson saat Gendra menyalipnya seperti orang yang mengendarai motor dengan kesetanan, namun Gendra tak peduli akan hal itu, yang penting sekarang ia bisa cepat sampai di bandara.
Karena Gendra menggunakan kecepatan yang sangat penuh, saat ingin tiba di lampu merah, Gendra mengerem secara mendadak. Namun sayangnya tidak berjalan mulus, Gendra menabrak beberapa pengendara lain hingga motor mereka terjatuh ke samping.
Gendra masih berusaha mengerem, hingga tak sengaja menerobos lampu merah. Tepat di depan sana ada sebuah truk tangki sedang melaju dengan cepat juga. Tepat saat Gendra berhasil mengerem, truk tangki tersebut menabrak motor Gendra hingga membuat Gendra terpental ke atas dan motornya hancur di tindas oleh truk tangki tersebut.
Semua pengendara yang menyaksikan kejadian tersebut langsung berbondong-bondong mengerumuni Gendra yang sudah terkapar di aspal dengan banyaknya darah di tubuhnya. Gendra tak sadarkah diri, kepalanya juga mengeluarkan darah segar, begitu juga dengan seluruh tubuhnya.
Sementara truk tangki tadi langsung kabur entah ke mana.
"Ayo, tolong bawa anak muda itu ke dalem mobil ambulance sekarang," seru salah satu dari mereka ketika mobil ambulance sudah datang.
Beberapa petugas ambulance mengangkat tubuh Gendra yang penuh dengan darah dan membawanya memasuki mobil ambulance, mereka meletakkan tubuh Gendra di atas brankar.
"Apa kalian menemukan barang atau sesuatu dari korban supaya kami bisa menghubungi keluarga korban?" tanya salah satu petugas ambulance.
"Ini hpnya," seorang wanita setengah baya menyerahkan ponsel Gendra pada petugas ambulance tersebut, ia menemukannya di dekat motor Gendra yang telah hancur.
Si petugas ambulance mengambil alih ponsel Gendra, lalu segera memasuki mobil ambulance agar Gendra bisa segera mendapatkan pertolongan.
Dari kejauhan terjadinya kecelakaan tersebut, terdapat dua insan berbeda gender yang menyaksikan kejadian tersebut, mulai dari Gendra yang tertabrak truk tangki tadi sampai Gendra yang sudah di larikan ke rumah sakit oleh mobil ambulance.
Kedua orang tersebut adalah Thara dan Chitto.
Tubuh Thara melemas dan langsung terduduk di atas trotoar, tanpa sadar matanya mulai mengeluarkan cairan bening dengan begitu deras. Ia memukul-mukul dadanya sendiri. "Harusnya tadi gue turutin kemauan Papa buat ikut ke Jerman."
Chitto berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang adik, kemudian membawa tubuh adiknya ke dalam dekapannya.
Thara menangis dengan kencang dan tiada henti di dalam dekapan Chitto, air matanya mengalir dengan sangat deras. Melihat Gendra kecelakaan di depan matanya sendiri, membuat hati Thara hancur berkeping-keping.
Tangan kekar Chitto mengusap-usap lembut kepala Thara. "Bukan salah lo. Kita nggak tau kalo Papa bakal bener-bener ngelakuin ini, bukan cuma ngancem doang."
"Ini semua salah gue..." Thara terus menyalahkan dirinya sendiri seraya terus menangis.
☠️
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTHA [END]
Romance‼️NO PLAGIAT‼️ ⚠️JANGAN LATAH, JANGAN MEMBAWA-BAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA INI, DAN JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA ORANG LAIN, KARENA CERITA INI MURNI DARI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI⚠️ HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN CARA BERIKAN VOTE & KOMEN Y...