Perkataan Argas tentu saja membuat semua yang berada di dalam ruangan seketika bingung. Padahal tadi Argas terlihat begitu benci pada dua orang yang telah menyebabkan Gendra mengalami kecelakaan, tetapi sekarang dia malah mempersilahkan dua orang itu untuk menjenguk Gendra.
Dengan perasaan senang, Thara masuk ke dalam lebih dulu dan segera berjalan ke arah Gendra yang terbaring dengan berbagai alat medis yang melekat di tubuhnya.
Mata Thara mulai berkaca-kaca kala melihat kondisi Gendra yang di sebabkan oleh dirinya sendiri, ia sungguh sangat merasa bersalah. "Kak Gendra..."
Gendra melirik Thara dengan tatapan sayunya, namun terlihat tak suka. "Gue udah muak pura-pura," katanya dengan tiba-tiba, membuat semuanya menjadi bingung, kecuali Argas.
"Just say what you want to say," ucap Argas sembari duduk di sofa, dan dengan santainya malah memainkan ponselnya seperti sedang tidak terjadi apa-apa.
"What do you mean, kak?" tanya Thara yang masih bingung.
"Ternyata lo jahat banget, Ra. Lo licik banget," tatapan sayu Gendra berubah tajam. "Lo putusin gue demi bisa nikah sama adek gue. Lo sama bokap lo ngerencanain hal busuk ini buat bales dendam atas kematian nyokap lo yang bahkan pelakunya bukan bokap gue. Bokap lo juga rencanain buat celakain gue biar gue nggak jadi penghalang pernikahan lo sama Gendra. Lo bener-bener licik, Ra."
Dahi Thara berkerut bingung mendengar semua yang di katakan Gendra padanya. Demi Tuhan, ia benar-benar tidak mengerti.
"Tapi selicik-liciknya elo, lo tetep cewek bodoh yang mau-mau aja di begoin sama bokap lo sendiri. Lo pikir bokap lo ngerencanain ini semua karena cuma pengen bales dendam? nggak, Ra. Itu cuma alibi bokap lo aja. Padahal sebenernya bokap lo nggak mau ngurusin lo sama Chitto lagi, karena kalian cuma anak tiri yang nggak ada untungnya buat dia," jelas Gendra dengan penuh penekanan.
"Bukan bokap gue yang ngebunuh nyokap lo, tapi bokap kandung lo sendiri pelakunya. Leonard Caisarline, dia bokap kandung lo yang ngebunuh nyokap lo sendiri."
Tentu saja pernyataan Gendra langsung membuat sekujur tubuh Thara membeku, jantungnya berdegup kencang, mulutnya terasa berat untuk terbuka, matanya pun terbelalak tak percaya. Bahkan Chitto yang sedari tadi ikut mendengarkan percakapan keduanya pun lantas ikut terkejut bukan main.
Chitto segera menghampiri Gendra. "Hey, brengsek! apa maksud lo barusan, anjing?!"
Gendra berdecih. "Lo berdua udah di bohongin sama bokap tiri kalian yang sekarang lagi melangsungkan pernikahan sama calon istri barunya di Jerman."
Kedua mata Chitto membulat sempurna, serta kedua tangannya mengepal kuat hingga urat tangannya tercetak jelas. Kemudian, Chitto pergi tanpa mengucap sepatah katapun.
Sementara Thara masih tetap pada posisinya, yaitu terdiam dengan pikiran yang bercabang kemana-mana.
"Apa lo pikir selama ini cuma lo yang sandiwara?" tanya Gendra seraya tersenyum miring. "Gue juga sandiwara kali, bahkan Papa dan anak-anak The Tiger juga sandiwara. Bukan gue yang terperangkap ke dalem permainan lo, tapi lo yang terperangkap ke dalem permainan gue."
"Lo sama bokap lo ngerencanain bales dendam ke orang yang salah, Ra. Dan gue lebih marah waktu tau yang berniat celakain gue sama Gendra adalah bokap lo, tapi lo malah diem aja. Di situ gue bener-bener nyesel karena udah pernah menjalin hubungan sama lo dulu, gue nyesel udah pernah pacaran sama cewek sejahat lo."
"Asal lo tau, Ra, yang lo nikahin ini bukan Gendra, tapi Gabriel. Gue Gabriel yang selama ini udah pura-pura berperan jadi Gendra," ungkap laki-laki yang sebenarnya bukan Gendra, melainkan Gabriel—sang kakak kembaran Gendra.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTHA [END]
Romance‼️NO PLAGIAT‼️ ⚠️JANGAN LATAH, JANGAN MEMBAWA-BAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA INI, DAN JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA ORANG LAIN, KARENA CERITA INI MURNI DARI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI⚠️ HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN CARA BERIKAN VOTE & KOMEN Y...