Setelah dari kamar Thara, Gendra pergi ke kamarnya sendiri untuk tidur sebentar. Dirinya merasa sangat mengantuk karena semalaman tidak tidur.
Beberapa jam Gendra tidur, dan sekarang hari sudah gelap, Gendra pun mulai terbangun dari tidurnya. Laki-laki itu membuka matanya yang masih sangat terasa berat, kemudian memposisikan tubuhnya untuk duduk sembari mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul sepenuhnya.
Beberapa menit, Gendra terdiam untuk mengumpulkan nyawanya. Akhirnya laki-laki itu beranjak dari tempat tidurnya, dan berjalan menuju kamar mandi.
Tidak membutuhkan waktu yang lama, kini Gendra sudah kembali segar dari sebelumnya.
Saat ingin mengambil ponselnya yang berada di atas nakas, ia tak sengaja melihat sebuah kamera kecil yang tersembunyi di vas bunga yang terletak di atas nakas samping ponselnya berada.
Gendra mengambil kamera itu, dahinya berkerut bingung seraya mengamati kamera kecil di tangannya.
"Kamera pengintai?" gumamnya.
Seketika Gendra baru teringat bahwa kamera itu sengaja dirinya letakkan di vas bunga waktu beberapa bulan yang lalu, sampai-sampai ia lupa kalau ia pernah meletakkan sebuah kamera di vas bunga tersebut.
Karena penasaran, Gendra mengecek apa isi kamera itu selama masih tersembunyi di vas bunga—menggunakan laptopnya.
Di layar laptop menampilkan sebuah vidio yang membuat Gendra sangat terkejut dengan kedua matanya yang membulat sempurna.
Gendra berusaha menormalkan pikirannya, lalu memejamkan matanya, berharap di dalam vidio itu bukanlah dirinya.
Setelah Gendra menonton vidio itu sampai habis, ia menyimpan kamera itu ke dalam sakunya, dan langsung bergegas keluar dari kamarnya.
Saat sedang menuruni tangga, Gendra tak sengaja melihat teman-temannya dan juga Thara yang sedang berbincang-bincang di ruang tamu.
"By the way, lo udah tau kalo dua minggu lagi hari ulang tahun Gendra?" tanya Prince pada Thara.
Thara tampak sedikit terkejut mendengarnya. "Beneran, kak? aku nggak tau kalo kak Gendra mau ulang tahun."
Semenjak dirinya menikah dengan Gendra, Thara tidak pernah tahu tentang laki-laki itu. Apa yang di sukai Gendra saja Thara tidak tahu, apalagi tentang ulang tahunnya.
"Iya. Nanti ada pesta, terus ada makanannya juga. Banyak lagi," celetuk Daniel.
Prince yang berada di sebelah Daniel, sontak menoyor kepala laki-laki itu. "Kenapa jadi bahas makanan?"
Daniel menampilkan cengiran tanpa dosa.
"Setiap Gendra ulang tahun, biasanya Om Argas selalu ngadain pesta," ujar Bastian.
"Kira-kira, kak Gendra suka apa, ya, kak? aku pengen nyiapin kado buat dia," ucap Thara, menanyakan apa yang ada di pikirannya sekarang.
"Dari dulu, dia bakal suka apa yang kita kasih. Lo kalo mau ngasih kado, kasih yang bisa bikin dia nyimpen kado itu terus," ucap Bastian.
Thara tampak sedang berpikir, ia bingung akan memberikan kado apa pada suaminya. Sepertinya, ia harus menanyakannya pada Argas, pria itu pasti akan membantunya.
"Gendra ke mana, Thar?" tanya Malvyn yang sedari tadi tidak melihat keberadaan Gendra.
"Aku juga nggak tau kak Gendra pergi ke mana."
Thara memang tidak tahu ke mana suaminya pergi. Setelah Gendra keluar dari kamarnya, Thara tidak tahu lagi ke mana Gendra pergi. Sejak tadi, ia juga tidak melihat Gendra di lantai bawah. Apa Gendra tengah pergi keluar? atau laki-laki itu tengah berada di dalam kamarnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTHA [END]
Roman d'amour‼️NO PLAGIAT‼️ ⚠️JANGAN LATAH, JANGAN MEMBAWA-BAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA INI, DAN JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA ORANG LAIN, KARENA CERITA INI MURNI DARI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI⚠️ HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN CARA BERIKAN VOTE & KOMEN Y...