GENTHA | Pisah rumah?

24.7K 1.6K 390
                                    

Karena pesta ulang tahun Gendra selesai terlalu malam, Argas tidak jadi mewawancarai Gendra tentang kejadian di pesta dansa. Namun besok pagi, Argas tetap meminta Gendra menunggunya di ruang tamu untuk mewawancarai Gendra.

Pagi harinya, Gendra tengah duduk santai di ruang tamu seraya menikmati rasa rokok yang membuatnya candu. Sudah dua batang rokok yang sudah Gendra nikmati. Sedari tadi, Argas tak kunjung datang. Hal itu membuatnya bosan menunggu.

Ketika hendak berdiri, Gendra melihat kedatangan Argas yang membuatnya kembali duduk.

"Are you causing trouble again, boy?" tanya Argas setelah mendudukkan tubuhnya di sofa.

Gendra meletakkan puntung rokoknya di asbak. "Did you ask about last night?" tanya Gendra yang memang sudah mengerti ke mana arah pembicaraan tersebut.

Argas tidak menjawab, ia mengambil sebungkus rokok milik Gendra, ketika ia merasa mulutnya hambar karena tidak merokok.

Tanpa di jawab pun, Gendra pasti sudah tahu jawabannya.

"Kali ini ada apa lagi?" Argas meletakkan pemantik rokok dan sebungkus rokok ke atas meja setelah mengambil sebatang rokok milik Gendra, lalu beralih menatap Gendra.

"Masalah kecil," balas Gendra. Dan kembali menghisap rokoknya, mengeluarkan asap rokok dari dalam mulutnya.

"Kamu bisa membohongi semua orang, tapi nggak dengan Papa."

Gendra menghembuskan napasnya kasar, meletakkan rokoknya di asbak yang masih tersisa setengah batang. Ia merasa sudah tidak selera. "Nathalie udah balik."

Argas mengangkat sebelah alisnya. "Terus? apa hubungannya sama Nathalie?"

"Dia sahabat Gendra."

"Tapi Thara istri kamu."

"Cuma istri."

"Cuma sahabat."

Balasan Argas membuat Gendra bungkam.

"Nathalie bisa aja mengkhianati kamu, tapi nggak dengan istrimu," lanjut Argas sembari menyilangkan kakinya.

"Papa lupa? Gendra sama Nathalie udah sahabatan dari kecil, nggak mungkin Nathalie mengkhianati Gendra," tukas Gendra. "Impossible."

Argas tertawa, seperti meremehkan ucapan Gendra. "Mustahil? yakin?" tanyanya dengan nada mengejek. "Kamu di butakan oleh rasa sayang kamu ke Nathalie."

Gendra berdecih, ia mengedarkan pandangannya ke arah lain, namun ia tidak sengaja melihat Thara yang tengah berdiri di dekat tangga. Tatapan gadis itu mengarah ke arahnya.

Thara yang sadar bahwa Gendra menyadarinya, sontak langsung berjalan cepat ke arah dapur.

"Suatu hari nanti kamu akan mengetahui segalanya," ujar Argas, membuyarkan Gendra.

"Gendra cuma menyembunyikan status Gendra yang sekarang dari Nathalie," papar Gendra.

Argas mengangguk-anggukkan kepalanya. "I know," mata elang Argas menatap mata honey brown milik Gendra. "Apa yang kamu lakukan, Papa tau semuanya. Jangan lupa, dulu Papa juga sama kayak kamu."

"Arion," panggil Argas saat melihat Arion keluar dari salah satu kamar.

Arion segera berjalan ke arah ruang tamu, menghampiri Argas yang tengah duduk di sofa. "Was ist los, mein Herr?"

[Tl: ada apa, Tuan?]

"Komm mit mir," jawab Argas, kemudian beralih pada Gendra. "Papa pinjem dulu bodyguard istrimu."

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang