"Kita mau bales dendam karena lo udah bikin Xio masuk rumah sakit!" ujar salah satu anggota Lion Gang.
Gendra berdecih pelan. "Mau bales dendam atau mau cari mati?"
Seluruh anggota Lion Gang mengepalkan tangannya seraya menatap tajam ke arah Gendra.
"Satu lawan sepuluh orang. Gue mau liat kalian bales dendam ke gue atau cuma mau cari mati," ujar Gendra.
Dor!
Hero—salah satu anggota Lion Gang—mengeluarkan pistolnya dan berniat menembak Gendra secara diam-diam. Namun sayangnya, Gendra lebih dulu mengetahuinya, dan peluru pistolnya pun meleset.
Gendra tertawa. "Kayaknya, lo kurang berbakat buat nembak orang," ejek Gendra.
"Sialan," umpat Hero.
Gendra mendekati anggota Lion Gang yang terlihat sangat waspada.
"Lain kali, gue bakal ajarin lo gimana caranya nembak orang secara diem-diem biar nggak ketahuan," Gendra menepuk-nepuk bahu Hero pelan.
Hero menepis kasar tangan Gendra. Laki-laki itu menatap Gendra dengan tatapan tajam, begitupun dengan anggotanya yang lain.
"Kenapa pada diem? katanya mau bales dendam? kenapa? pada takut sama gue?" ujar Gendra dengan nada remeh.
Kini giliran Gendra yang diam-diam mengeluarkan pistol dari dalam sakunya. Tanpa sepengetahuan anggota Lion Gang, Gendra mulai menarik pelatuk pistol itu.
Dor!
"Arkhh," rintih salah satu anggota Lion Gang yang terkena tembakan dari Gendra.
"Zefan!!"
Anggota Lion Gang pun segera membantu Zefan yang terkena sasaran Gendra.
"Nah, itu cara nembak yang bener," ujar Gendra, menyeringai.
"BRENGSEK LO!!" teriak Hero, penuh emosi.
"Kenapa? gue 'kan, cuma ngasih contoh aja, biar lo tau caranya. Sekarang liat, gue berhasil 'kan?" ujar Gendra dengan santainya, yang semakin membuat Hero dan yang lainnya tersulut emosi.
Bugh!
Hero menendang perut Gendra, namun itu tidak mampu membuat Gendra tersungkur. "Segitu doang kemampuan lo? pantes aja anggota Lion Gang terkenal kriminal, tapi lemah di tangan The Tiger," ujar Gendra.
"BAJINGAN!!"
Dor!
Dor!
Dor!
"Udah empat contoh yang gue kasih," ujar Gendra setelah selesai menembak tiga anggota Lion Gang.
Dan itu semakin membuat emosi Hero memuncak, matanya menyorotkan kebencian yang sangat besar terhadap Gendra.
Dor!
Hero berhasil menembak lengan Gendra, hingga membuat Gendra meringis pelan. Hero pun menyunggingkan senyum miringnya saat melihat Gendra yang kesakitan.
"Gitu 'kan, caranya?" ujar Hero.
Gendra memegangi lengannya. "Jangan salahin gue kalo anggota Lion Gang berkurang, karena kalian sendiri yang mulai," ujarnya. Gendra lalu melenggang pergi menaiki motornya.
Gendra kembali menyusuri jalanan. Lengan Gendra yang di tembak oleh Hero tadi terasa nyeri, darahnya pun terus keluar. Setelah sampai di basecamp nanti, Gendra akan mengobati lengannya.
Sedari tadi ponsel Gendra yang berada di dalam saku tak ada henti-hentinya berdering, Gendra yakin itu adalah telepon dari Thara. Dan Gendra pun sangat enggan untuk menerima telepon dari istrinya itu, ia terlalu malas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GENTHA [END]
Romance‼️NO PLAGIAT‼️ ⚠️JANGAN LATAH, JANGAN MEMBAWA-BAWA CERITA LAIN KE DALAM CERITA INI, DAN JANGAN SAMAKAN CERITA INI DENGAN CERITA ORANG LAIN, KARENA CERITA INI MURNI DARI HASIL PEMIKIRAN SENDIRI⚠️ HARGAI KARYA AUTHOR DENGAN CARA BERIKAN VOTE & KOMEN Y...