GENTHA | Psikopat cilik

16.9K 1.1K 648
                                    

11 Februari 2016

"Itu foto laki-laki yang bakal Papa jodohin sama kamu," ucap seorang pria sembari meletakkan selembar foto di atas meja kaca.

Gadis berambut panjang yang sedikit bergelombang itu meraih foto tersebut, lalu memandanginya dengan sebelah sudut bibir yang terangkat.

Gadis yang bernama Lenthara Caroline—atau biasa di panggil Raline—mengangguk paham. "When will our game start?"

"3 more years, 27 Juli 2019. Di situlah permainan kita bakal di mulai," balas pria itu—Gilbert.

Raline mengeluarkan sebuah pisau lipat, lalu perlahan menggores wajah seorang laki-laki tampan yang berada di dalam foto tersebut. "Keluarga lo bakal musnah, Tuan Gendra yang terhormat," ucapnya, di iringi dengan sebuah seringaian pelan.

"Tapi ingat," Gilbert menjeda ucapannya, ia menatap putrinya dengan serius. "Tutup rapat-rapat sifat aslimu, jangan sampe para bajingan itu mengetahui identitas aslimu. Kalo sampe itu terjadi sebelum dendam kita terbalaskan, kamu yang bakal Papa musnahin."

Raline bergidik ngeri, namun ia tetap mengiyakan ucapan Papanya. "Of course."

"Setalah kalian menikah nanti, kamu jangan pernah mau di sentuh dia, apalagi sampe hamil. Dan jangan pernah luluh atas semua sikap dia ke kamu nantinya. Intinya, don't fall in love with him, but make him fall in love with you," peringat Gilbert, menekankan setiap kalimat yang terlontar dari mulutnya sendiri.

"Apapun caranya nanti, kamu harus bisa membuat dia jatuh cinta sama kamu. Kamu juga harus menanggung resikonya, because he is a cruel person."

"Dan satu lagi..." tatapan Gilbert yang semula serius, kini berubah menjadi tatapan tajam. "Putuskan Gabriel, jangan lagi berhubungan sama dia. Atau nggak, kamu hanya musnahin dua target, satu targetnya lagi biar Papa yang musnahin. Yaitu, Gabriel. Daddy will exterminate that bastard."

Raline menggeleng. "Papa boleh apain kak Briel, tapi jangan bikin dia sampe mati," ucap Raline, memohon. Bagaimanapun juga, ia masih sayang dengan laki-laki yang bernama Gabriel Margantarasaudara kembar Gendra, juga kekasih barunya.

"Oke, bakal Papa pikirin lagi," balas Gilbert. "But don't expect more," imbuhnya.

"Setelah rencana balas dendam kita selesai nanti, kamu dan dia harus bercerai. Papa nggak sudi besanan sama keluarga Margantara. Papa maksa kamu menikah, karena hanya pengen balas dendam."

"Terus, Raline jadi janda? Raline nggak mau," tolak Raline sembari menggeleng keras. "Emang nggak ada cara lain, selain menjodohkan Raline sama Gendra, Pa?"

Gilbert menggeleng tegas dengan tatapan tajam yang masih ia layangkan pada putrinya. "Kamu pengen ngebantah perintah Papa?! don't expect you to live in peace after refusing Daddy's orders!" ancamnya.

Raline menghela nafas pasrah. Mau menolak dengan cara apapun, Gilbert pasti akan tetap memaksanya. Jika tidak menuruti perintah Papanya itu, pasti akan membuat pria itu marah dan akan berbuat sesuatu yang membuat dirinya bertekuk lutut di hadapannya.

Pada akhirnya juga, Raline hanya bisa mengangguk pasrah. "Fine, Raline mau," ucapnya, pelan.

Thara menghembuskan nafas panjang ketika kembali mengingat rencana Gilbert untuk balas dendam pada keluarga Margantara—beberapa tahun yang lalu, sebelum dirinya lulus sekolah SMA.

Rencana pembalasan dendam itu di rencanakan saat Thara masih berpacaran dengan Gabriel.

Entah tuhan yang mendukung perjodohannya atau Gilbert yang berulah, pada malam hari Gabriel mengalami kecelakaan mobil hingga tak bisa di selamatkan lagi.

GENTHA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang