5

1K 121 6
                                    

[. . .] untuk dialog kucing
['. . .'] untuk dialog pikiran kucing
". . ." untuk dialog orang
'. . .' untuk dialog pikiran orang

~'°•°'~

"Ku mohon! Ku mohon lepaskan anakku!"

"Dasar bapak tua sialan! Terserah kami mau memilih yang mana!"

"Paaa!! Maaa!! HUWAAA!!"

"ANAKKU!!"

"TETAP DIAM DI TEMPAT ATAU KU TEMBAK!!"

"Eiks, heiks, iks, Maa-!"

"Ribut amat ini anak, cepat masukin ke truk. Tinggal itu aja kan? Gak ada lagi yang mau dipungut?"

"Gak ada. Kita sudah pungut sebanyak yang boss mau."

"Bagus, sisanya terserah kalian mau apakan para sandera ini. Aku akan menyiapkan bomnya."

"Ceh, sudah pasti di culik dong bro! Sis, bantu bro sini."

"Ku mohon lepaskan saya! Saya akan melakukan apa saja!"

"Melakukan apa saja?"

"Y-Ya. . ?"

"Kalau begitu matilah!"

PEW!

   Beberapa orang tersentak saat tembakan itu ditujukan ke orang itu. Mereka ketakutan, berharap bisa keluar dari situasi ini. Y/N dan Fang yang masih bersembunyi di dalam lemari mulai sesak. Fang dan Y/N mendengar pecakapan barusan yang mereka sedang menyiapkan bom. Fang tidak bisa membiarkan dirinya dan Y/N tetap disini sampai bom itu siap di pasang. Posisinya sekarang sangat tidak diuntungkan karena tidak bisa melihat keadaan diluar sana. Y/N sedang memikirkan jalan yang terbaik untuk lolos sebelum bom itu disiapkan.

   Fang merasa tidak ada jalan lain selain mengintip keluar. Fang hendak membuka pintu lemari secara perlahan tapi dicegah oleh Y/N. Argumen mereka pun dimulai dengan suara kecil.

"Apa yang kau pikirkan?!" cegah Y/N

"Y/N kita tidak ada pilihan lain. Kita harus keluar atau meledak bersama di tempat ini!"-Fang

"Apa kau lupa ada seseorang yang mungkin sedang duduk di atas lemari ini?! Bagaimana kalau posisinya menghadap pintu lemari ini?!"-Y/N

"Kau pikir aku tidak tau? Kalau mengulur waktu lebih banyak, bom akan selesai mereka siapkan Y/N."-Fang

". . . . . . . ."

   Para kucing menyetujui apa yang Fang katakan, memang benar jika mereka keluar akan beresiko besar tapi, tidak mungkin juga mereka akan terus menetap di dalam sini. Di dalam sudah semakin sesak, Y/N tau ini akibat dari karbondioksida yang dihasilkan oleh mereka semua yang ada di lemari. Kalau lama-lama di dalam lemari ini, 100% mereka akan mati keracunan gas karbondioksida yang mereka hasilkan sendiri.

   Karena tidak ada respon dari Y/N, Fang menganggap Y/N sudah setuju dengan perkataannya dan melakukan aksinya. Secara perlahan, Fang membuka pintu lemari, dia melihat kesamping kiri dan kanan lalu ke atas. Fang bernafas lega, tidak ada orang disekitar mereka, itu berarti orang tadi sudah pergi. Fang perlahan keluar dari dalam lemari dan mengambil Gempa, Hali, Blaze, dan Ais lalu disusul oleh Y/N yang mengambil Taufan, Duri, dan Solar.

   Pertama-tama, Fang melihat sekeliling dahulu untuk memastikan mereka benar-benar aman. Fang melihat stand sebrang mereka kosong, Fang mengintip dari stand mereka sekarang. Ada beberapa penjahat yang sedang mengawasi para sandera, untungnya mereka tidak melihat kemari. Fang hendak menyebrang tapi dicegah oleh Y/N lagi.

"Bagaimana kalau para sandera mengeluarkan suaranya saat kita sedang menyebrang?"-Y/N

"Kalau begitu berdoalah mereka tidak akan mengeluarkan suara mereka. Penjahatnya sedang tidak memerhatikan kita, itu saja cukup. Lagipula aku yakin para sandera tidak akan mengeluarkan suaranya."-Fang

Kucing Penjaga Y/NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang