25

404 59 18
                                    

Kiranya setelah keluar dari rumah, [Name] bisa gas langsung ke sekolah.

Nyatanya TIDAK.

Setengah perjalanan dari rumah ke sekolah, [Name] terpaksa balik rumah karena ketinggalan kotak pensil.

Sial banget, padahal udah diperiksa isi tasnya. Macam mananya mata dan otaknya ini bekerja? Apa [Name] masih setengah tidur?

Habis-habisan [Name] omelin dirinya. Tengok barang ada atau belum aja masa gak becus. Ini bentar lagi pun kayaknya sekolah dah mau bel masuk.

Buru-buru lah [Name] pulang. Udah capek lari-larian balik, tau apa yang dia dapatkan?

ceklek

"[Name]!!!"

Sring–!

GASP–?!

Langkah [Name] langsung berhenti saat sebuah bilah pedang berwarna biru glowing mengacung ke arah wajahnya.

Tinggal satu centi lagi. . . SATU centi. .

Mata [Name] perlahan bergerak dari bilah itu ke si pemilik pedangnya.

Rambut ungu–

"Fang?" gumam [Name] heran.

'Fang' yang disebut menajamkan matanya.

"[Name]. . ." lirih Taufan.

Melihat leher Taufan digenggam kuat oleh 'Fang'. Hati [Name] langsung jatuh mencelos menghantam lantai.

Bayangkan aja, Taufan dicekik begitu dengan tubuh yang agak melayang. Kakinya tidak sampaian ke lantai untuk dipijaknya.

Mana kucing-kucingnya yang lain?

Mata [Name] mencari-cari mereka.

Tidak ada.

Tidak ada?

Ke mana mereka? Sembunyi dima–

"Kenapa kau balik?"

Pertanyaan datar yang dilontarkannya membuat [Name] terkejut lagi. Pasalnya yang dia dengar itu bukan suara Fang, tapi suara orang lain.

Hal ini membuatnya semakin waspada. Orang yang tak dikenalnya masuk lagi ke dalam rumahnya. Apa dia orang yang sama dengan orang kemarin?

Bilah pedangnya dia turunkan dari [Name]. Menatapnya sebentar lalu kepada Taufan.

Beberapa saat tidak ada yang bergerak sama sekali, hingga orang itu yang mulai maju duluan.

Shock, tak sempat [Name] berbuat apa-apa selain mengedepankan tangan [Name] di depan. Orang itu dengan kuat pula menggenggam kerah baju [Name] dan melemparkannya ke dalam rumah.

Sakit, hampir encok punggung [Name] dibuatnya. Kuat gak kuat tetap harus bangkit lagi untuk mengejar orang itu yang mulai kabur dari rumah [Name].

Sialan. Baru aja jalan bentar ke sekolahnya tadi, balik-balik dah dalam bahaya pula kucing-kucingnya.

Lari lagi [Name] terbirit-birit keluar rumah untuk mengejar orang itu. Tak akan dibiarkannya Taufan terculik gitu aja darinya!

"BERHENTIIIII!!!" teriak [Name] ada orang itu.

Sedangkan orang itu tetap lari sembari membopong Taufan seperti sebuah karung beras.

"Repaaaassss!!!" Taufan memukul-mukul punggung orang itu.

Taufan tidak mendapat respon.

"Ck. ."

Melihat orang itu sudah lebih jauh darinya, [Name] jadi kesal. Kira-kira apa yang bisa membuat larinya tambah cepat?

Kucing Penjaga Y/NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang