16

520 64 11
                                    

"Hhaa. . . haa. . . haa. . ."

Apes banget. Beruntung orang jahat itu berhasil kabur.

Awas lah kalau ketemu lagi, akan [Name] cincang okay?! Betulan cincang!

Huff. . .

Sudah lah. . .

Yang terpenting sekarang adalah kucingnya sudah kembali di pangkuannya.

Berjalan balik ke rumah sambil menggendong Hali, Gempa, Blaze, dan Solar.

Aigu. . .

Berat.

[Name] juga kepikiran soal tetangganya, tadi keributan mereka cukup besar kan ya. . . kalau pulang-pulang warga dah heboh di depan pintunya gimana?

Kucingnya yang tiga ekor itu kalau ketakutan di rumah gimana? Hilang gimana?!

Aduh jadi panik.

[Name] bergegas pergi balik ke rumahnya.

Tapi selagi dalam perjalanannya, [Name] pikir dulu apa yang harus dibilangnya kalau tetangga heboh di depan pintu rumahnya.

Bilang tadi ada maling?

Ada penjahat?

Ada orang gila?

Bagaimana [Name] harus menjelaskannya?!! ༼⁠;⁠'⁠༎ຶ⁠ ⁠۝ ⁠༎ຶ⁠༽

Apa harus dijelaskan dari awal?

Ya pasti lah- tapi kalau pertanyaan mereka berlanjut gimana?

Membayangkannya saja sudah membuat bulu kuduk [Name] berdiri.

Merinding, kalau [Name] gak lancar jawabnya gimana?!

Huhuhuhuhu. . . ༎ຶ⁠‿⁠༎ຶ

Sesampainya di rumah, [Name] menghela napas lega saat tau rumahnya tidak dikerumuni warga.

Syukur lah. . . sekarang khawatiran [Name] langsung beralih kepada kucing-kucingnya. Mereka baik-baik saja kan?

Aduh ini pintunya lupa [Name] tutup tadi, mereka gak keluar rumah kan?

Kalau mereka keluar rumah gimana? [Name] harus cari mereka lagi dong- harus keliling sekitar dulu dong-

Huaaaa- ಥ⁠_⁠ಥ

"Ais Duri-. . ?! Taufan mana Taufan?!"

Kan, baru aja bilang apa kan. Hilang si Taufan.

Kemana lagi pula satu kucing itu?

Emang ya, dari dulu Taufan kucing yang gak bisa diam, sebelas dua belas seperti Blaze yang suka lari-larian di rumah.

Satu per satu [Name] taruh kucingnya ke dalam kandang terlebih dahulu. Biar gak ada yang kabur-kaburan lagi.

"Kalian duduk sini diam-diam ya. Mama perlu cari Taufan dulu."

"Mreooww. . ! Ngreeoww. . ." eong Duri.

Dari nada dan gelagatnya menunjukkan kalau dia mulai agak panik. Duri terus mencakar-cakar pintu kandangnya setelah [Name] bilang dia akan mencari Taufan.

"Mreeoww. . ."

"Ngeow. . ." meong Ais, tampaknya membalas Duri.

"Ngiaw?" sambung Blaze membeo-

Ah sudah lah. . . [Name] tak tau kenapa, tapi intinya prioritas utamanya sekarang adalah mencari Taufan.

Keenam kucingnya sudah aman di kandang, gak usah banyak pikiran lagi pada mereka.

Kucing Penjaga Y/NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang