15

565 74 28
                                    

"Ngreaaw. . . ."

"Hm. . ?"

Baru saja siuman dari tidurnya, [Name] sudah disuguhi dengan paw Gempa yang menoel-noel pipinya.

Aduh gemas.

[Name] langsung menariknya ke dalam pelukan dan membenamkan wajahnya ke ceruk leher kucing itu.

Fluffy. . . .

Bulunya halus membuat [Name] mau tidur lagi. . . .

TEPLAK!

"Astaga-"

[Name] langsung menoleh ke si pelaku, Blaze rupanya.

"Ngriauw."

"Astaga Blaze, Blaze. . . untung gak kena cakarnya." [Name] mengusap pelan pipinya yang sempat tertampar itu.

'Jam berapa ini. . . ?' [Name] melihat jam dari HP-nya yang menunjukkan pukul enam tiga puluh pagi.

Tunggu, DAH SETENGAH TUJUH-?!

Sruk-

"Mati aku." [Name] langsung menyibakkan selimutnya. Lari dari kasurnya dan pergi cuci muka.

Ngeri weh kalau telat sekolah.

[Name] ingat, Yaya pernah bilang padanya kalau telat masuk sekolah sama aja dengan menambah PR dan latihan dari mata pelajaran pertamanya dua kali lipat.

DUA KALI LIPAT. [Name] bisa gila kalau begitu.

Soalnya, sejauh yang [Name] rasakan semenjak amnesianya itu, setiap mata pelajaran pasti ada PR dan latihan yang dikasih oleh gurunya. Entah itu sepuluh hingga seratus soal, namun jarang ada guru yang memberi mereka sepuluh soal saja, kebanyakan guru memberi mereka tiga puluh hingga lima puluh soal.

Bayangkan kalau soal-soal itu di-dua kali lipatkan, apa gak matek dirimu ini [Name]?

Belum lagi soal juga jawabnya serba Inggris dan TAK BISA asal contek lewat internet. Jadi betul-betul usaha otak dan buku sendiri.

[Name] bersyukur otaknya masih encer meski amnesia. Kalau gak. . . mungkin dah tamat dah riwayat hidupnya di sekolah.

"Waduh, gak ada roti. . ."

"Ngiaaaw." Ais mendorong sebuah bungkusan kukis di meja makan. Kalau gak [Name] ambil, [Name] jamin Ais akan menjatuhkan kukis itu hingga hancur.

'Ya boleh lah, makan kukis aja. . .'

"Meow." kali ini Duri yang mengeong, dia melihat kucing kecil itu menepuk-nepuk khusus meja makan mereka.

Waduh. [Name] lupa merebus ikan mereka.

Waduh. Udah jam tujuh pula.

Kalau masak sekarang, dia pasti bakal telat.

Ck.

Mampus lah.

Mau gak mau, tampaknya [Name] bakal telat. . .

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Yap, [Name] telat.

Apes banget nasib [Name].

[Name] tau dia bakal dapat latihan dan PR-nya dua kali lipat, tapi [Name] gak pernah mengira harus dikerjakan hari ini, di sekolah, dan pada saat itu juga sebelum jam pulang sekolah.

Jadi kalau sudah pulang sekolah terus belum siap bagaimana?

Ya gak boleh pulang katanya. Meski bakal dikurangi sepuluh markah, tetap harus kerjakan sampai habis. Seperti sekarang ini [Name] lagi kerjakan di waktu pulang sekolah karena setengahnya belum siap.

Kucing Penjaga Y/NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang