"[Name]?"
Yaya tampak khawatir saat melihat [Name] begitu kelelahan akhir-akhir ini.
Apa lagi saat jam pelajaran tadi, hampir saja [Name] dihukum karena mengantuk di kelas. Untungnya bagi [Name], dia tidak terkena hukuman apa-apa karena jam istirahat sudah berbunyi duluan.
Sekarang pun saat diajak makan bersama di kantin, [Name] menolak dengan alasan sakit kepala. Dia langsung melipat tangannya lalu membenamkan wajahnya dan tidur.
Ini membuat Yaya dan Ying khawatir. . .
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Aku pulang. . ."
"Meoww!"
"Ngiaww. . !"
"Eramat ulang!" ucap Taufan dengan senang hati.
[Name] berjalan ke sofa panjangnya, meletakkan tas di samping sofa itu dan langsung menghempaskan diri ke sofa itu.
Taufan yang ada di samping [Name] aja kaget melihat [Name] tumbang begitu, apa lagi para kucingnya-
Eh, gak deh. Mereka udah berubah jadi manusia-
Eh-
[Name] menatap satu per satu telinga kucing yang muncul di atas kepala keenam kembaran itu.
Eihh?? Perasaan semalam mereka gak ada deh, kok sekarang telinga kucing dengan ekornya muncul??
Aah. . . gak tau lah. [Name] menutup matanya. Nanti aja itu dipikirkan. . .
"[Name]??" Taufan menoel pipi, hidung, dan dahi [Name]. Merasa terusik, [Name] menepis tangan Taufan. "Jangan ganggu. . ."
Taufan memanyunkan mulutnya.
"Malah?"
[Name] mengerutkan alisnya.
Tunggu. . . perasaan kok ada yang beda dari cara bicaranya?
[Name] bangun, duduk menghadap ke arah Taufan.
"Coba bilang lagi?"
Taufan memandang [Name] sebentar, seolah-olah untuk meyakinkan dirinya dulu suasana hati [Name] lagi seperti apa.
"M-Malah?"
"Malah?"
Taufan mengangguk.
[Name] berpikir.
Malah. . . malah. . .
Ma. . lah. . . ?
"Oohh! Marah??"
Taufan mengangguk lagi.
"Enggak, capek aja kok."
"Oh. . ."
"Kalau aku marah. . . entah lah, udah lama banget aku gak benar-benar marah."
Taufan mengangguk lagi, "Oh. . ."
[Name] menghirup napasnya banyak, lalu menghelanya pelan. [Name] melihat tasnya, lalu mengambilnya dengan setengah hati dan mengeluarkan tumpukan buku ke atas meja beserta dengan kotak pensilnya.
"Aku kerjakan PR, kamu melatih cara bicaramu dulu. Nanti setelah PR-PR ini selesai, baru aku bantu kamu jalan. Gimana?"
Taufan mengangguk lagi.
Ok sep. Saatnya mengerjakan, tenggelam ke dalam lautan soal-soal menyebalkan ini.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kucing Penjaga Y/N
FanfictionKisah nya si reader (Y/N) mempunyai 7 kucing yang sudah bersama nya sejak kecil. Reader (Y/N) sudah mempunyai para kucing ini sejak kehilangan sahabat-sahabat cowok nya saat masih di sekolah dasar. Rupa-rupanya para kucing itu lah sahabat reader (Y...